[Part 3.8] DANAU BERATAN BEDUGUL TERNYATA SEKARANG BEGINI


Waktu sudah kembali berganti pagi dan ini merupakan hari ketiga perjalanan kami selama di Bali, Denpasar lebih tepatnya. Tentu lagi-lagi aku yang lebih dulu bangun. Sebuah kebanggan tersendiri karena kalau di rumah jarang sekali bangun sepagi ini. Aktifitas yang dilakukan seperti biasa mainan HP sebentar kemudian segera mandi daripada ditunda nanti. Setelahnya baru membangunkan teman-teman yang masih pada anteng sekali tidurnya, entah sudah sampai dibawa kemana sama mimpinya. Sama dengan pagi sebelumnya, begitu bangun tak ada satu pun yang langsung beranjak mandi karena tekanan mager yang sepertinya jauh lebih besar. 

Pukul 07.30-an seperti biasa aku langsung ke reception kasih tahu supaya bisa mulai disiapkan untuk sarapannya. Selama menunggu tak ada aktifitas lain yang bisa dilakukan selain duduk-duduk di balkon atau balik tiduran di kamar sambil HP-an, kan tidak mungkin juga berangkat duluan hoho. Lagian Pak Ketut juga belum datang, sepertinya masih dalam perjalanan. 20 menit kemudian satu per satu sarapan mulai diantarkan dan iya mulai hari ini kami tak perlu lagi agak menahan lapar sampai waktu makan siang karena mie + telor juga sudah disiapkan. Ditambah dengan 2 slice roti dan teh hangat cukuplah sebagai sarapan, walaupun kalau ada tambahannya masih siap perut ini menampungnya hehe.

Usai sarapan dan setelah semua sudah dalam posisi sudah siap yang juga sudah pada mandi tentunya, kami langsung jalan menuju parkiran karena Pak Ketut juga sudah menunggu nampaknya. Masuk ke dalam mobil seperti biasa masing-masing dapat jatah 1 botol air mineral berukurang sedang. Mesin mobil dinyalakan dan dimulai lah perjalanan hari ketiga. Waktu menunjukkan sekitar pukul 09.00 tetapi masih sangat sepi kawasan legian, berbanding terbalik suasananya dengan kemarin malam. Tapi ada baiknya juga suasana sepi begini, perjalanan menjadi lancar. Untuk tujuan pertama pada perjalanan hari ini sepertinya akan membuat ngantuk kami sebagai penunpang kalau tidak kuat karena waktu tempuhnya yang lumayan, yaitu sekitar 2 jam. Dan memang tidak ada sensasi yang bisa didapatkan selain pemandangan kiri kanan yang hanya bisa dilihat dari balik kaca yang menimbulkan kebosanan, apalagi jika di dalam mobil yang ada hanya keheningan hoho.

Setelah melewati jalan berkelok yang entah kelok berapa karena kelok 9 sudah milik Egi maulana kalau kata Valentino Jebret hoho, kami dihadapkan dengan view danau di sebelah kanan jalan. Dinginnya udara ditambah dengan berjejernya penjual bakso disana sungguhlah nikmat jika bisa singgah sebentar sambil menikmati pemandangan danaunya. sayangnya ternyata bukan disini tujuan kami, masih harus jalan beberapa kilometer lagi. Sedekat-dekatnya Royal Plaza ke Graha Pena kalau padatnya kendaraan luar biasa bisa berasa Surabaya ke Malang kota *Kalau ini lebay sih sepertinya. Tapi memang begitulah gambaran keadaan disana, dari dimulainya jalan berkelok sudah macet parah dan dalam hati aku hanya bisa berkata "All izz well".

Tiba di suatu momen dimana Pak Ketut mengarahkan mobilnya menyebrang ke arah kanan masuk ke suatu parkiran. Meski penasaran aku menahan diri untuk bertanya, daripada nantinya mendapatkan jawaban yang kurang jelas melihat orangnya yang sangat susah sekali untuk diajak bicara. Setelah mobil diparkirkan kami satu per satu turun kemudian berjalan mengikuti kemana arah Pak Ketut, yang ternyata kami diarahkan ke pintu masuk. Kami diminta untuk menunggu dulu sebentar karena tiket masuk masih akan dibelikan. Pun ketika aku bertugas menjadi Tour Leader pada saat rombongan akan masuk ke suatu tempat wisata terutama yang berbayar, hal yang serupa juga aku lakukan.

Tiket sudah didapatkan, kami dipersilahkan masuk menikmati wisata Danau Beratan Bedugul, sementara Pak Ketut kembali menunggu di parkiran seperti biasa. Begitu masuk kami disambut dengan taman yang hijau serta asri. Perasaan dulu Bedugul tak seperti ini, ini aku yang kurang update atau memang tempatnya berbeda yang kami kunjungi sekarang ini, bahkan pura yang berada di tengah danau tak juga terlihat. Aku mencoba melupakan sejenak mengenai apa yang menjadi keraguanku sembari melihat perahu berjejer di tepi dan menikmati udara segar dari tepi danau, tak lupa juga mengabadikan momen tentunya. Setelah puas menikmati, dari tepi danau kami berjalan ke arah kanan melewati pura yang di sekitarnya sudah banyak sekali wisatawan baik yang sedang berfoto atau sekedar berkunjung. "Ternyata semuanya pada disini" kata ku dalam hati, karena memang yang di taman tadi lumayan sepi. Setelah kami kembali berjalan lurus sedikit terlihat dengan jelas dan nyata pura yang dari tadi terbayang dalam pikiran. Memang tidak terlalu berada di tengah tetapi tetap untuk masuk ke areanya pengunjung harus tetap menyebrang, tetapi cukup dengan berjalan. Untuk amannya bisa menyebrang ketika air danau sudah agak surut, eh tapi bisa gak sih air danau surut?

Tak hanya di sisi kanan di dekat saat kali pertama kami masuk, di sisi kiri di sekitar area pengunjung bisa mengambil gambar pura yang ada di tengah danau juga terdapat taman. Kawasan wisata ini dikelola dengan sangat baik, hampir di setiap sudut bisa dijadikan tempat untuk berfoto. Tidak mau ketinggalan dengan menyia-nyiakan kesempatan, aku juga mengambil beberapa gambar. Hingga akhirnya kami sudah merasa cukup berkeliling di kawasan wisata Danau Beratan Bedugul ini, kami berjalan menuju pintu keluar yang berada dekat dengan pintu masuk tadi untuk segera kembali ke mobil kemudian melanjutkan perjalanan berikutnya. Kemana? Tunggu di cerita kami selanjutnya!

Bersambung...
Dokumentasi lainnya di bawah:
Ini bukan karpet futsal loh ya

Pengen main bebek-bebekan tapi belum punya SIM-nya 

 Aslinya lebih rame dari yang tertangkap dalam gambar 

Sudah pantes jadi fotorgrafer belum?

#umarilahjalan

Komentar