[Kuala Lumpur 5.10] HOTEL INI TIDAK MENERIMA EARLY CHECK-IN


Antara tidak melihatnya waktu yang ditampilkan pada layar HP atau aku saja yang lupa padahal sudah mengecek membuatku jadi tidak bisa menginformasikan jam berapa aku tidur malam tadi, dan apalagi waktu tidurnya Mas Hendra. Karena mungkin aku tidur lebih awal dari malam sebelumnya sehingga pagi hari ini aku bangun lebih awal juga meski selisihnya tidak begitu jauh dengan pagi di hari kedua, aku bangun di antara pukul 06.15 - 06.30. Hanya saja karena masih malas untuk beranjak dari kasur jadi tetap di posisi dan aktifitas yang sama, yaitu tidur-tiduran sambil bermain HP. Kalau dipikir-pikir padahal yang nge-chat juga tidak ada tetapi susah sekali rasanya untuk tidak terlalu bergantung pada benda yang satu ini terutama kalau sudah posisi santai begini, bahkan terpikir beranjak dari kasur dan berpindah ke ruang tamu untuk menonton televisi pun tidak. Otak-atik dapur juga sama, dari semua sachet minuman yang sudah disediakan semuanya dalam keadaan masih utuh. Mesin cuci apalagi, kami berdua saja malah ambil ringkasnya dengan mencucinya langsung di kamar mandi. Jadi kesimpulan dari gaya menginap kami adalah 80% aktifitas berada di kasur, 15% di kamar mandi, dan sisanya adalah aktifitas lainnya yang hanya kurang dari 10%.

Malasnya aku di hari yang masih sangat pagi tak langsung membuatku lupa mengenai jadwal termasuk di hari ini, aku berusaha untuk tetap bertanggung jawab atas perencanaan yang telah aku buat sendiri. Pada saat waktu di HP sudah menunjukkan pukul 07.00, aku beranjak dari kasur untuk kemudian jalan menuju kamar mandi. Tentu aku mengerti bahwa pukul 07.00 bisa dibilang masih cukup pagi disini, air pun jika tidak menggunakan penghangat masih akan terasa dinginnya yang kemudian menjadi penguat untuk menunda-nunda. Tetapi tidak denganku, bukan soal rajin atau sudah terbiasa melainkan daripada nanti saling tunjuk siapa yang mandi duluan yang akhirnya malah membuat molor waktu sedangkan jadwal hari ini rencananya dimulai pukul 09.30. Masih lama sih memang tetapi tidak ada salahnya mengawali, apalagi tahu sendiri bagaimana ritualku di setiap sebelum mandi di waktu pagi yaitu bongkar muat sisa-sisa pencernaan terlebih dahulu yang mengakibatkan durasiku berada di dalam kamar mandi menjadi bertambah lama. Karena tidak banyak yang aku keluarkan dari tas selain peralatan mandi, jadi setelah selesai mandi aku kembali tiduran di kasur dengan hanya bertelanjang dada supaya tetap rapi kaos yang akan aku pakai nanti. Agak sedikit dingin memang tetapi semoga tidak terjadi apa-apa, karena belum kebiasaan juga sebetulnya tidur tanpa mengenakan pakaian seperti sekarang ini.

Dengan kondisiku yang sedang semangat-semangatnya dan sudah tidak sabar untuk segera melanjutkan perjalanan di hari ini melihat Mas Hendra yang baru beranjak menuju ke kamar mandi pada sekitar pukul 09.00 lebih tentu membuatku sedikit geregetan. Tetapi karena aku pikir jadwal hari ini tidak begitu padat jadi ya sudahlah. Sambil menunggu Mas Hendra yang sedang mandi dan mumpung lagi ingat, aku membuat video untuk postingan di instagram pribadiku @umarilah yang biasa aku buat di dalam kamar rumah yaitu video menyambungkan 2 buah lagu dan tentu sebelumnya aku sudah mengambil kaos yang aku gantung dari semalam untuk aku kenakan terlebih dahulu karena pada saat tidur malam tadi aku mengenakan kaos yang berbeda. Setelah mengulang beberapa kali perekaman jadilah kemudian hasilnya, bisa dicek di https://www.instagram.com/p/BvP9IgEHj78/?igshid=1aph8nndo7web. Selesai Mas Hendra mandi aku kemudian mengemasi kembali beberapa barang yang keluar dari tas, tak terkecuali juga fasilitas dari hotel yang bisa dibawa pulang seperti semua minuman sachet juga amenities yang aku bagi berdua karena memang aku punya rencana untuk mengoleksi terutama tempat Shampoo dan sabun meski belum tahu nanti di rumah akan diletakkan dimana hehe.

Sekitar pukul 11.30 kami keluar dari kamar untuk kemudian mulai melanjutkan perjalanan. Berbeda dengan kemarin malam saat akan pergi ke Petronas, kali ini terlebih dahulu kami ke ruangan Resepsionis sebentar karena akan Check-out. Setelah urusan Check-out sudah selesai barulah kami berjalan menuju ke lobi untuk menunggu mobilnya datang yang tentunya sudah aku pesan. Begitu mobil sudah berada di depan lobi dan dipastikan bahwa sesuai dengan yang ada di aplikasi kami masuk kemudian ke dalam. Untuk tujuan selanjutnya ini merupakan salah satu perjalanan yang sudah aku nantikan bahkan saat masih di Surabaya, karena lokasinya selalu luput dari kunjunganku sepanjang perjalanan ke Kuala Lumpur beberapa kali. Jadi, kami sekarang ini akan pergi ke Bukit Bintang. Bukan untuk mengunjungi pusat perbelanjaan atau sekedar berfoto di depan yang terkenal dengan Pavilionnya tersebut tetapi kami memang sudah memesan kamar di salah satu hotel yang ada di sana. Aku sendiri juga belum tahu pasti lokasi tepatnya karena untuk sekedar berkunjung kesana saja belum pernah apalagi menginap di salah satu hotelnya. Hotel yang kami pesan selama di Kuala Lumpur untuk perjalanan kali ini adalah yang semuanya belum pernah kami (Terlebih aku) gunakan untuk menginap. Pemilihan hotel yang sekarang ini selain harganya yang murah (Yang merupakan alasan utama hoho) adalah karena jaraknya yang tidak begitu jauh dengan stasiun terdekat. Dengan keberangkatan dari Expressionz Professional Suites perjalanan ini sepertinya akan memakan waktu sekitar 16 menit pada saat dilihat dari aplikasi, dan sepertinya sampai di tujuan dengan waktu yang sama atau kalaupun lebih mungkin sedikit karena aku jarang sekali mengecek jam selama di perjalanan dan juga terlihat dari lalu lintasnya yang tidak begitu padat. Agak sedikit kaget begitu sudah masuk di area Bukit Bintang, desain bangunan yang ada di sisi kiri kanan jalan tampak sangat bagus dan keren khas perkotaan modern meskipun siang ini suasananya masih belum terlihat ramai baik dari pengguna jalan ataupun trotoar serta gemerlapnya yang juga belum terlihat karena mungkin bisa terasa mulai sore menjelang malam saat matahari akan terbenam dan hari mulai gelap.

Muncul rasa bahagia bisa melihat secara langsung kawasan Bukit Bintang yang selama ini hanya aku tahu dari cerita baik dari teman secara langsung atau melalui sosial media. Selain berada di kawasan Bukit Bintang kami juga baru tahu bahwa ternyata hotel yang akan kami tempati ini lokasinya cukup dekat dengan Pavilion, dalam hati spontan terucap "Bisa ini malam-malam ke Pavilion jalan kaki hehe". Meski jaraknya cukup dekat tetapi posisi hotel kami bukan di pinggir jalan besar, pahamlah kalau yang posisinya bagus begitu tentu dapat harganya yang agak berbeda. Untuk menuju ke hotel, dari depan Pavilion jalan lurus melewati Fahrenheit baru kemudian belok ke kiri ke jalan yang lebih kecil. Tetapi tenang, jalanannya masih cukup untuk 2 mobil sehingga kami tetap diantar sampai dengan depan hotel pas yang posisinya berada di sebelah kiri jalan. Begitu sudah sampai, kami langsung berjalan masuk ke dalam hotel untuk segera Check-in. Setelah kami tunjukkan bukti pemesanannya ternyata Resepsionis belum mengizinkan kami untuk mendapatkan kamar lebih awal, mungkin itu sudah menjadi aturan di Victory Exclusive Hotel. Kami juga belum sempat mengecek ke aplikasi tempat kami memesan mengenai kebijakan waktu Check-in tetapi kami tidak terlalu mempermasalahkan karena standar waktu Check-in hotel pada umumnya memang pukul 14.00. Daripada masih harus menunggu lama, aku menawari Mas Hendra untuk langsung melanjutkan perjalanan dengan terlebih dahulu menitipkan sebagian barang bawaan. Setelah Mas Hendra dengan cepat mengiyakan, aku langsung meminta tolong ke Resepsionis untuk titip beberapa barang bawaan kami. Bukan boleh atau tidak ternyata jawaban yang dilontarkan olehnya, tetapi kami diminta untuk berbicara dalam bahasa inggris dengan ekspresi mukanya yang tanpa ada keramahan sama sekali (Lebih ke terlihat judes). "Speak in english, please" atau "Speaking english, please" antara dua kalimat itu sepertinya yang diucapkannya, aku lupa. Tetapi jika memang iya, menurut teman-teman kira-kira mana yang lebih cocok atau pantas untuk digunakan apabila ingin meminta teman berbicara dalam bahasa inggris, tulis di kolom komentar ya supaya aku jadi sekalian bisa belajar juga.

Kurang jagonya aku berbicara dalam bahasa inggris bukan berarti membuatku langsung begitu saja menyerah, aku terima challenge yang diberikan oleh Resepsionis hoho. Dengan berlagak seperti sudah sangat paham dengan bahasa inggris karena tak sama sekali berusaha meminta bantuan melalui Google Translate, dengan cepat aku memutar otak untuk menemukan kosakata yang bisa aku gunakan dan terlontarlah kemudian pertanyaan "Can we put our bag here?". Resepsionis yang merupakan seorang wanita tersebut menimpali dengan jawaban "Haaa?". Karena responnya yang terlihat tampak bingung, aku pun kemudian juga ikutan menjadi bingung. Apakah cara pelafalanku yang susah sekali dimengerti? Atau karena level bahasa inggrisnya yang sudah tinggi sekali sehingga sudah lupa dengan kosakata yang sederhana? Hehe. Dan yang aku juga bingung adalah Resepsionis ini sebetulnya berasal darimana karena kenapa tidak bisa menerima selain bahasa inggris, apalagi sebelumnya aku menggunakan bahasa Indonesia dicampur dengan sedikit melayu ditambah dengan logatnya juga yang supaya mudah dipahami dan memang beberapa kali juga sudah aku terapkan dan cukup berhasil termasuk di Resepsionis 2 hotel sebelumnya. Meski bingung, tidak juga aku berusaha menggunakan Google Translate dengan alasan malas menggunakannya karena kondisi HP yang digunakan untuk mengetik saja ada beberapa huruf yang agak susah belum lagi kadang lemot karena ramnya yang hanya 1gb. Jadi yang selanjutnya aku lakukan adalah dengan berkata dan memperagakan sesuatu dengan random sampai Resepsionis tersebut paham dengan apa yang aku maksud. Aku lupa detailnya mengenai apa saja yang lakukan sampai kemudian keluarlah respon yang cukup melegakan "Oh, keep The luggage? Yes, you can", nah... akhirnya paham juga hehe. Selain lega, aku juga cukup senang karena kini kosakataku menjadi bertambah semenjak mendapatkan pelajaran dari yang namanya Universitas Kehidupan.

Setelah diijinkan, kami letakkan kemudian semua barang bawaan di bawah meja Resepsionis menyisahkan 1 ranselku yang akan aku bawa. Bersiaplah kami sekarang untuk melanjutkan perjalanan. Sebelum menuju ke tempat wisata yang sudah direncanakan, terlebih dahulu kami mampir sebentar ke tempat penjualan tiket Shuttle yang akan digunakan untuk besok. Agak susahnya mendapatkan tiket di Hari-H berdasarkan informasi dari teman-teman di forum Backpacker lah yang kemudian membuat kami berjaga-jaga dengan membelinya sekarang. Untuk menuju ke tempatnya, kembali aku menggunakan aplikasi Grab untuk memesan mobil yang dapat mengantarkan. Jaraknya sebetulnya tidak begitu jauh, dengan berjalan kaki hanya membutuhkan waktu sekitar 9 menitan. Cuma, karena bukan Backpacker sejati yang harus irit sekali sehingga kami memilih yang nyaman-nyaman saja hoho. Tetapi adanya Mas Hendra juga menjadi salah satu faktornya, seandainya sendirian mungkin akan aku coba karena budget yang aku bawa pasti jumlahnya sangat mengepas apalagi jika sampai 5 hari seperti perjalanan sekarang ini. Beberapa menit kemudian mobil sudah datang dan kami langsung masuk ke dalam. Tempat yang akan kami tuju ini adalah Berjaya Times Square yang merupakan sebuah pusat perbelanjaan, jadi tempat penjualan tiket ada di dalamnya. Aku belum tahu pasti seperti apa bentuk konternya, aku hanya memegang informasi mengenai tempatnya yang berada di lantai 4 dan area di sekitar tempatnya yang katanya cukup sepi. Dengan bekal informasi dan bermodalkan yakin, begitu mobil sudah mengantarkan kami sampai depan lobi setelah menempuh perjalanan yang hanya sekitar 4 menit kami langsung masuk ke dalam dan menaiki lantai demi lantai menggunakan eskalator hingga sampailah kemudian di lantai 4. Kami berjalan mengitari lantai ini sambil memperhatikan satu per satu stand-stand yang ada disini, ternyata tidak kunjung ku temukan tempatnya. Kami kemudian turun 1 lantai dan kembali mengitari, lagi-lagi kami tidak juga menemukan. Kemudian aku berpikir daripada berlama-lama dengan tanpa kejelasan, akhirnya aku putuskan untuk mengajak Mas Hendra turun kembali ke lantai 1 atau area lobi untuk menanyakan ke Pusat Informasi. Ditunjukkanlah kami kemudian tempatnya yaitu ternyata berada di lantai 8. Bukan karena pindah ya, mungkin aku saja yang salah tangkap informasinya. Jadi perlu diingat bahwa Konter penjualan tiket Shuttlenya berada di lantai 8. Jadi tiket Shuttle ini yang digunakan untuk menuju ke Colmar Tropicale. Petunjuknya adalah dari pintu masuk utama berjalan ke arah kiri menuju ke lift kemudian naik sampai ke lantai 8. Setelah keluar dari lift berjalan ke arah kanan sambil tengoklah ke arah kiri nanti ada stand bertuliskan Colmar Tropicale di atas pintunya.

Selain area di sekitarnya yang memang cukup sepi, ada yang aneh dari Konter penjualan tiket Shuttle ke Colmar Tropicale ini yaitu pintunya dikunci dari dalam sehingga kami tidak bisa langsung masuk. Meskipun tidak wajar tetapi untuk alasan keamanan masih bisa dimaklumilah, tetapi pada saat pintu dalam keadaan terkunci seharusnya ada yang berjaga di balik meja sehingga begitu ada orang datang pintu bisa langsung dibukakan. Beda dengan yang kami alami sekarang ini, kami perlu memencet bel atau mengetuk pintu kacanya (Lupa yang mana) beberapa kali baru petugas penjaganya keluar dari sebuah ruangan menuju mejanya untuk mengambil sebuah remot yang digunakan untuk membuka kunci pintunya. Sementara aku masuk ke dalam untuk mengurus pemesanan tiket, ceritanya akan aku lanjutkan lagi nanti.
Bersambung...

.
#umarilahjalan ~

Komentar