[Kuala Lumpur 5.7] KENAPA MENGINAP DI EXPRESSIONZ PROFESSIONAL SUITES?
Menu makan siang hari ini cukup mengenyangkan sekali, apalagi setelah ditambah dengan meminum banyak air putih. Setelah makan kami sempat bersantai sebentar sebelum akhirnya jalan lagi ke trotoar depan sembari memesan Grab. Begitu sistem sudah mendapatkan Driver yang siap mengangkut, kami perlu menunggu beberapa menit karena masih dalam perjalanan menuju lokasi kami. Tujuan perjalanan kami kali ini adalah ke hotel. Sebetulnya rencana awal kami dari itinerary yang sudah dibuat adalah setelah dari tempat makan ini kami terlebih dahulu naik monorail yang tadi ada di atas, baru kemudian dilanjutkan menggunakan Grab. Dengan pertimbangan membawa banyak barang bawaan dan keefektifan waktu supaya bisa segera beristirahat di hotel akhirnya kami memutuskan untuk langsung menggunakan Grab. Beberapa menit kami menunggu ada sebuah mobil yang menepi seperti menghampiri kami. Meski tahu bahwa plat nomornya sudah sesuai begitu mobil sudah dalam kondisi berhenti kemudian membuka kaca jendelanya, aku mencoba memastikan dengan menyebutkan kembali nama yang ditampilkan dalam aplikasi dengan pengucapan sesuai dengan tulisan walaupun agak takut salah karena bukan nama asli Malaysia yang pengucapannya masih mirip-mirip Indonesia, tetapi semacam nama India. Untung beliaunya paham lalu mengiyakan yang berarti memang betul ini mobil yang akan mengantar kami.
Pada perjalanan kali ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 20 menit, agak lumayan jauh memang. Kebetulan siang hari ini lalu lintas di Kuala Lumpur tidak begitu padat, hanya di beberapa titik saja yang sempat macet karena jalan yang dilewati kurang lebar tetapi itupun masih jalan merambat tidak berhenti total. Setelah beberapa waktu semenjak kami kembali ke KL Sentral cuaca di Kuala Lumpur cukup panas, hingga akhirnya beberapa menit setelah mobil yang kami naiki jauh meninggalkan posisi kami menunggu tadi tiba-tiba hujan turun tanpa diawali mendung. Turunnya pun juga langsung agak deras, bukan gerimis yang rintikannya kecil. Pada keadaan seperti sekarang ini, biasanya di Indonesia para pengguna motor sebagian besar memilih untuk menepi dan yang kemudian dilakukan adalah turun dari motor untuk kemudian mengenakan jas hujan atau sekedar mencari tempat berteduh. Meski sekarang ini kami menggunakan mobil, jarak beberapa ratus meter dari posisi awal turun hujan tadi Pak Driver menepikan mobilnya. Bukan untuk sebentar berteduh apalagi turun untuk mengenakan jas hujan hoho, tetapi menepi ke area pom bensin, tujuannya juga bukan untuk mengisi bahan bakar. Entah karena lapar atau mungkin ada titipan jadi kami diminta menunggu sebentar karena Pak Driver izin membeli roti di semacam minimarket yang masih satu area dengan pom bensin. Begitu sudah masuk ke dalam mobil, perjalanan kembali dilanjutkan. Pak Driver sempat mengucapkan pada kami "Terimakasih sudah mau menunggu." Kalau sudah begini, siapa yang tak terketuk hatinya untuk memberikan bintang lima. Jarak tempat tujuan kami dari sini sudah cukup dekat, hanya beberapa menit saja akhirnya kami sudah sampai. Oh iya hotel tempat kami menginap malam hari ini sampai dengan besok adalah Expressionz Professional Suites. Sejauh beberapa kali perjalananku, ini sepertinya hotel pertama tempatku menginap yang penurunan dan pengangkutan tamunya dari dan ke dalam mobil bisa langsung dari depan lobby, standar hotel kelas menengah ke atas menurutku hoho.
Untuk pada akhirnya memutuskan menginap di hotel mana, setiap calon tamu mempunyai beberapa alasan dan pertimbangan. Begitu pula dengan kami yang kenapa memilih menginap di Expressionz Professional Suites, alasan pemilihannya tidak aku jelaskan sekarang tetapi sambil ceritanya jalan supaya tetap pada penasaran hoho. Turun dari mobil kami langsung menghampiri salah satu petugas yang berada dekat dengan pintu lobby untuk menanyakan bagaimana prosedur Check-in di hotel ini dengan tak lupa menunjukkan bukti pemesanan kami. Diarahkanlah kami kemudian untuk jalan ke ujung kanan dan masuk ke ruangan yang paling depan. Begitu aku sudah berjalan sesuai dengan yang diarahkan, terlihat yang ada disini adalah beberapa ruangan yang semua isinya adalah para pengelola hotel. Pada bukti pemesanan kami tertulis di belakang nama hotelnya '... by MyKey Global' dimana itu merupakan nama pengelolanya yang memang sesuai dengan yang petugas tadi beritahukan yaitu ruangannya berada di paling depan. Masuk ke dalam ruangan kami sudah disambut Resepsionis yang siap membantu membantu proses Check-in kami. Setiap akan menginap di hotel di Malaysia, Non pemegang paspor Malaysia ada biaya tambahan yang mesti dibayarkan, yaitu pajak senilai 10rm per kamar untuk per malamnya. Sehingga tentu aturan tersebut juga berlaku pada kami, karena hanya menginap sampai dengan besok jadi tambahan biaya yang dikenakan pada kami adalah sebesar 10rm.
Setelah proses Check-in selesai, kami diberi kunci kamar beserta informasi mengenai lantai berapa dan nomor kamarnya. Kami kemudian keluar meninggalkan ruangan dan masuk ke dalam area lift yang berada di samping kiri tidak jauh dari ruangan tadi. Untuk masuk di area ini diperlukan kunci kamar untuk membuka pintunya, sepertinya memang dikhususkan untuk tamu yang sedang menginap. Begitu sudah sampai di depan kamar setelah naik menggunakan lift, cara membuka kamarnya sama dengan pada saat membuka pintu untuk masuk ke area lift tadi yaitu tinggal menempelkan kunci yang berbentuk seperti ID Card di bawah gagangnya maka otomatis pintu sudah dalam keadaan bisa dibuka. Begitu pintu dibuka dan kami berdua masuk ke dalam, kesan pertama dari kamar dengan tipe Premium Suite ini adalah cukup luas ruang tamunya. Ada sekian ratus centi jarak antara pintu dengan sofa yang berada dekat dengan jendela, dan diantara itu adalah space yang tak terisi. Pada saat berada di dalam aku langsung meletakkan barang bawaanku tidak jauh dari pintu kemudian melepas sepatu, tentu dengan kaos kakinya juga. Sebelum cuci kaki di kamar mandi, terlebih dahulu aku mendokumentasikan isi di dalam ruang tamu. Tipe kamar yang kami pilih ini terdiri dari 2 ruangan, 1 ruangan penuh untuk ruang tamu, kemudian di sisi kanan ada pintu geser yang menjadi penghubung dengan ruangan ke-2 yang difungsikan untuk kamar tidur dan kamar mandi. Seluruh bagian ruangan ke-2 tak luput juga dari pengambilan dokumentasi, sambil sekalian berjalan ke arah kamar mandi untuk cuci kaki. Kaki kini sudah bersih dan sekarang waktunya untuk bersantai sebentar, bukan bersandar di sofa sambil menonton televisi tetapi lebih memilih di kasur tiduran sambil mengatur strategi. Iya berunding untuk memutuskan kapan waktu yang pas untuk berenang, karena memang yang kami kejar dari hotel ini adalah adanya fasilitas kolam renang. Bukan sekedar kolam renang yang biasanya berada di bawah dan dibatasi oleh dinding-dinding tebal tak bernuansa, Expressionz Professional Suites ini memiliki kolam renang yang menyuguhkan pemandangan landmark kota.
Aku menyarankan Mas Hendra untuk lebih enak renang di waktu-waktu sekarang ketimbang besok pagi, setelahnya bisa langsung mandi dan pakaian basahnya bisa langsung dicuci karena masih ada banyak waktu untuk mengeringkannya. Misalkan renang besok pagi kemudian tidak ada waktu untuk mengeringkan, kan jadi malah bawa pakaian sudah kotor basah juga yang jadi malah membuat tambah berat barang bawaan. Perihal untuk kali ini, seandainya pun Mas Hendra memilih besok pagi aku berusaha tetap berenang di waktu sekarang. Selain alasan tadi, juga supaya sekalian lelahnya. Paginya bisa dimanfaatin buat mengisi daya tenaga. Untungnya Mas Hendra satu suara, jadi pada saat renang nanti bisa sambil gantian saling mengabadikan momentnya. Setelah sekitar setengah jam beristirahat sebentar dengan tiduran, beranjak juga akhirnya kami dari kasur untuk persiapan. Karena lupa bertanya mengenai kolam renang yang di atas berada di lantai berapa, aku turun ke tempat Check-in tadi untuk cari tahu dimananya. Informasinya kini sudah ku dapatkan, aku kembali naik lift untuk balik lagi ke kamar. Aku sampaikan ke Mas Hendra bahwa kolam renang yang pemandangannya landmark kota berada di lantai 48. Kami kemudian keluar dari kamar untuk menuju ke sana. Karena pintu disini sepertinya punya sistem yang berbeda, begitu sudah Mas Hendra tutup aku coba buka lagi dan ternyata masih bisa. Kami cari-cari sendiri caranya tapi tak menemukan juga, sampai akhirnya aku turun ke bawah bertanya kembali pada Resepsionis. Pada saat diberitahu caranya aku hanya iya iya tanpa melakukan perlawanan (Memastikan kembali maksutnya) yang seolah terlihat sudah mengerti, begitu sudah balik ke kamar ternyata masih tidak bisa juga. Tetap Mas Hendra menunggu di depan pintu, aku turun ke bawah menanyakan kembali. Ada alasan tertentu yang tetapi lupa karena apa kami tidak bertanya ke Resepsionis melalui telepon saja. Aku sempat agak sedikit lama berada di tempat kami Check-in tadi, sampai akhirnya caranya sudah aku mengerti setelah dijelaskan beberapa kali. Mungkin karena saking canggihnya sampai tidak terpikirkan kalau ternyata caranya sangat sederhana. Pada saat naik lift balik lagi ke kamar, aku senyum-senyum sendiri dalam hati sambil membayangkan bagaimana ekspresi Mas Hendra setelah aku beritahu nanti. Dan benar, begitu aku beritahu caranya yang cuma dengan mendekatkan telapak tangan ke sensor yang ada di area gagang pintu bisa langsung mengunci, ekspresinya ada sedikit kesal diselingi senyum-senyum ketawa sambil merespon "Njay, cari-cari gak nemu sampai hampir otak-atik tombolnya ternyata caranya cuma begitu."
Sebelum akhirnya kami benar-benar naik ke lantai 48, aku buka pintunya kembali karena mau menaruh baju yang aku pakai sekarang. Iya jadi aku rencana jalan ke kolam renang bertelanjang dada. Bukan mau memamerkan tubuh sixpackku tetapi karena malas repot harus buka baju lagi disana terus baliknya harus dibawa karena badannya basah. Dengan kondisi yang sekarang, aku keluar kamar dengan berselimutkan handuk dibadanku karena agak sedikit malu hoho. Karena sudah tahu caranya, sekarang gaya-gayaan aku lagi yang kunci pintunya. Kami jalan menuju lift kemudian masuk dan naik ke lantai 48. Pada saat akan masuk ke area kolam renang, ada pintu juga yang perlu terlebih dahulu kami buka tentu saja cukup dengan kunci kamar yang kami bawa. Jadi 1 kunci ini bisa untuk banyak akses atau fungsi. Karena Mas Hendra masih mau live IG sebentar dengan selonjoran di kursi yang ada di tepi, aku kemudian menceburkan diri duluan ke dalam kolam karena memang sudah tidak sabar ingin segera berenang. Yang paling bikin iri disini adalah saat ada beberapa yang berenang bersama dengan pasangan yang kadang di beberapa momen tak sungkan mengumbar kemesraan, untungnya aku masih bisa menahan... gerakan kakiku supaya gak sampai menciprat ke mereka hoho. Selain digunakan untuk berenang, banyak juga yang memanfaatkan kolam renang di Expressionz Professional Suite ini untuk sekedar berfoto dengan latar belakang gedung-gedung pencakar langit. Tak hanya itu, seperti yang aku jelaskan sebelumnya bahwa dari sini juga bisa terlihat beberapa landmark Kuala Lumpur diantaranya KL Tower dan Menara Kembar Petronas. Pada waktu akan mengambil gambar, kami perlu terlebih dahulu menunggu pengunjung lain yang sedang melakukannya juga. Setelah mereka bergeser menepi yang berarti selesai baru kemudian giliran kami. Karena tidak memiliki Waterproof Case atau Sarung Anti Air, Mas Hendra sangat mewanti-wanti supaya hati-hati saat membawakan HP-nya di kolam. Saking berhati-hati membawanya, aku sampai mengangkat tangan beberapa senti dari atas air. Tak hanya pada saat membawakan, begitu memulai mengambil gambar Mas Hendra karena aku mendapatkan bagian yang memfoto lebih dulu aku memegangnya dengan sangat berhati-hati. Walaupun padahal pada saat di darat atau tanah kemungkinan jatuhnya juga ada, tetapi begitu di air lebih terasa beban kekhawatirannya. Ibarat peribahasa "Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian." selesai mengambil gambar, kini giliranku yang menjadi objek fotonya hoho. Puas berfoto kami kembali berenang, hingga beberapa waktu kemudian hujan kembali datang. Hujan yang masih gerimis ini aku pikir justru bisa menjadi pelengkap suasana, sehingga tanpa keraguan aku tetap melanjutkan. Berenang ke sana kemari meluncur dari ujung ke ujung, ini cukup mengobati rasa kerinduan yang sudah lama memang tidak aku lakukan. Jika dianggap punya kecintaaan terhadap olahraga air ini, sebetulnya tidak begitu. Tetapi apabila sudah bertemu atau dekat dengan yang namanya kolam renang rasanya ingin sekali segera menceburkan diri ke dalam, karena menurutku sangat seru sekali bisa membaur dengan airnya.
Tidak begitu lama aku berenang, hujan yang turun terus bertambah deras. Karena mungkin dianggap kurang aman untuk semua pengunjung, petugas yang berjaga menginstruksikan kepada yang masih berada di dalam kolam termasuk kami juga untuk segera menepi dulu sebentar. Naik dari kolam Mas Hendra dan aku langsung menuju ke semacam Gazebo yang berada di sebelah pojok kiri untuk berteduh. Merasa kurang nyaman disana tidak bisa duduk karena sudah ditempati 1 keluarga beserta dengan barang bawaannya, tidak lama kemudian kami pindah berteduh di belakang kursi tempat Mas Hendra menyelonjorkan kaki sambil Live IG tadi dengan duduk lesehan rapat dengan tembok hotel supaya tidak terkena hujan. Satu catatan yang untung masih aku ingat bahwa pada saat berenang disini ada aturan penting yang harus dipatuhi yaitu masuk ke dalam kolam harus mengenakan pakaian renang, karena sempat terjadi dan aku melihat langsung ada seorang anak perempuan yang diminta penjaga mentas dulu dari kolam untuk berganti pakaian, meski perempuan yang sepertinya masih seumuran anak SMP tersebut dalam kondisi yang kurang sehat terlihat dari fisiknya yang sedikit lemas tetapi tetap ingin berenang sehingga ibunya tetap berada di tepi mendampinginya, tetapi aturan tetap diberlakukan. Si anak tersebut kemudian beranjak pergi dari kolam dan kembali dengan posisi yang sudah berganti pakaian. Karena hujan sudah agak redah dan badan yang sudah tidak begitu basah, waktu yang mulai menjelang masuk petang ini kami putuskan untuk balik ke kamar bersih-bersih badan alias mandi. Dengan rute sama dengan saat menuju ke sini tadi, kami perlu turun menggunakan lift. Karena Mas Hendra rencananya akan berendam di dalam Bathup pada saat mandi nanti, jadi sambil menungggu air yang mengisi di bak dalam keadaan penuh aku yang akan pakai lebih dulu kamar mandinya. Tentu tidak mungkin tanganku yang hanya dua ini selain digunakan untuk membersihkan badan juga aku gunakan untuk mengetik di HP juga, sehingga aku lanjut lagi nanti ceritanya.
Bersambung...
Dokumentasi lainnya di bawah:
Konstruksi ruangan ini bisa gak dipindah ke rumah? Tidur sofa juga gak apa-apa
Tidak ada satupun barang yang dimasukkan kemari
Dibuka karena kebutuhan untuk ambil gambarnya, digunakan? Jelas tidak hoho
Air mineralnya diminum sachetannya dibawa pulang, begitulah aku
Kalau tontonan TV gak ada yang menarik, buka aja gordennya terus nengok ke bawah. Paham kan maksudnya?
Karena kutub utara bertemu dengan kutub utara juga, maka yang terjadi adalah saling bertolak belakang
Tiap cuci muka disini selalu minder, kenapa lebih putih wastafelnya
Bisa dipakai mukbang ramen
Kalau aku lebih milih ngelihatin yang kanan, cuma kudu pelan-pelan biar gak ketahuan
OOTD ku kali ini adalah pakai kemben motif air
.
#umarilahjalan ~
Komentar
Posting Komentar