[Kuala Lumpur 5.4] MENGINAP DI FIRST WORLD HOTEL CHECK-INNYA REBUTAN



Kini Cable Car telah sampai di pemberhentian paling akhir, para penumpang termasuk kami berdua keluar dari gerbong. Dengan kondisi yang sudah mulai lelah karena jalan dengan membawa banyak barang bawaan, kami putuskan untuk langsung menuju ke hotel saja. Sudah tidak sabar sekali rasanya untuk meletakkan semua barang bawaan, meluruskan kaki sambil beristirahat sebentar. Mengenai menikmati Genting Highlands masih bisa kami lakukan malam nanti, dengan posisi yang sudah segar setelah beristirahat dan juga sudah mandi, serta pakaian kami yang pastinya juga sudah berganti. Dari tempat kami turun dari Cable Car yang berada di lantai paling atas dengan posisi hotel yang berada di lantai paling bawah tentu cukup lumayan kami harus berjalan. Untuk mengetahui dimana tepat posisi hotel berada, teman-teman bisa memperhatikan plang petunjuk yang letaknya di atas eskalator seperti di mall-mall pada umumnya. Atau begini untuk patokan paling mudah, cari saja panggung lingkaran yang berada di depan pintu masuk Sky Casino (Ini sangat mudah sekali dicari, apabila dari lantai atas tinggal melihat ke bawah nanti akan kelihatan panggungnya). Dari sana tinggal berjalan menyerong ke kiri kemudian turun 1 lantai menggunakan eskalator, setelah itu tinggal berjalan ke arah kiri. Tidak sampai jalan yang begitu jauh, hanya beberapa meter dari eskalator tadi akan terlihat sebuah patokan besar bertuliskan "SAYA BERADA DI HOTEL TERBESAR DI DUNIA 7351 ROOMS" dalam beberapa bahasa, maka berarti teman-teman sudah masuk di area First World Hotel. Akan banyak sekali terlihat pohon-pohon buatan yang ditata seperti hutan dan tempat duduk panjang tanpa sandaran berada di bawahnya. Di sisi sebelah kanan tampak lobby hotel yang cukup besar luasnya, sebanding dengan total kamarnya yang mencapai 7351 kamar. Dengan jumlah kamar yang sebanyak itu, First World Hotel sampai mendapatkan penghargaan dari Guinness World Records sebagai hotel terbesar di dunia.

Untuk memudahkan para tamu yang akan menginap, pihak hotel menyediakan puluhan mesin yang dipergunakan untuk Check-In apabila telah melakukan reservasi sebelumnya melalui online. Yang perlu disiapkan adalah paspor dan uang 10rm sebagai pajak wisatawan Non-Malaysia untuk per malamnya, apabila menginap lebih dari 1 malam tinggal mengkalikan. Namun sebelum melakukan Check-In, perhatikan dahulu jumlah kamar pada tipe yang sudah dipesan apakah telah tersedia melalui layar LCD yang berada di atas mesin. Karena memesan tipe kamar yang paling murah yaitu Standard room sehingga Check-In kami berlangsung sedikit lama. Tipe kamar paling murah memang sangat menjadi incaran para pengunjung melihat harga normalnya saja yang sudah mencapai Rp 500.000 - 600.000 ditambah dengan kami yang baru pertama kali ini bingung mengenai cara penggunaan mesin sehingga beberapa kali keduluan setiap ada 1 atau 2 kamar yang tersedia. Hingga akhirnya kami meminta bantuan petugas yang berjaga di area mesin Check-In. Setelah beberapa menit menunggu muncul 1 kamar tersedia, kami langsung dibantu penuh selama proses sampai akhirnya berhasil. Sebetulnya langkah-langkahnya tidak begitu susah hanya saja mesin yang kami gunakan sebelumnya ternyata ada yang rusak pada bagian penyetoran biaya pajak 10rm uangnya tidak pernah bisa masuk ke mesin selalu keluar lagi. Pada saat proses Check-In, selain ada pilihan jenis kamar seperti Smoking room, Non-smoking room, dan ada satu atau dua lagi lupa, juga diberikan pilihan jumlah kunci kamar yaitu 1 atau 2. Disarankan untuk lebih baik mengambil yang 2 karena apabila kita pergi ke suatu tempat yang teman kita juga punya tujuan yang lain, pada saat balik ke hotel bisa langsung masuk ke dalam kamar tanpa harus saling menunggu, hanya saja karena posisi kami yang sedang buru-buru khawatir keduluan yang lain lagi sehingga tidak kepikiran untuk ambil 2 kunci. Setelah proses Check-In selesai mesin kemudian akan mengeluarkan kunci kamar yang berbentuk seperti ATM dengan jumlah sesuai dengan yang dipilih, bukti pembayaran, serta nomor kamar yang akan ditempati.

Saking besarnya ini hotel, pada saat kami mulai jalan masuk ke area tower kemudian naik ke lantai tempat kamar kami, begitu keluar dari lift banyak sekali lorong yang penuh dengan kamar berjajar di sisi kanan dan kiri. Seandainya di setiap pintu tidak ada nomor juga tidak ada petunjuk arah di beberapa belokan mungkin ini sudah seperti labirin, akan banyak sekali orang yang tersesat dan kebingungan mencari jalan keluar hehe. Sampai di kamar kami langsung meletakkan semua barang bawaan, cuci kaki cuci tangan, kemudian mengisi daya Hp masing-masing sambil di kasur rebahan. Iya Mas Hendra dan aku tak langsung mandi, masih ingin tiduran dulu sebentar. Kamar di First World Hotel ini tidak menggunakan AC hanya tersedia satu kipas angin besar. Meski begitu, udaranya sudah cukup dingin apalagi ketika malam, meski kipas berputar pada kecepatan yang paling pelan dijamin tidak akan mengeluh kegerahan. Sekitar pukul 18.00-an (Waktu Kuala Lumpur lebih cepat 1 jam dari Waktu Indonesia Bagian Barat) aku beranjak dari kasur untuk pergi mandi sedang Mas Hendra masih nyaman sekali tiduran, hingga beberapa menit setelah aku mandi giliran Mas Hendra kemudian. Karena perut sudah mulai keroncongan, sembari menunggu Mas Hendra mandi aku keluarkan dari tas kripik usus yang diberi oleh Mbak Iin tadi. Selain makanan dari pemberian, kami sebetulnya juga membawa kue Bolu Joeang yang Mas Hendra titip untuk aku belikan pada saat akan balik ke rumah menaruh motor sekalian mengambil barang bawaan. Karena makanan disini sepertinya mahal-mahal untuk kami yang hanya butuh kenyang padahal, maka sepertinya kami perlu bersabar diri sampai esok. Untuk urusan lapar kami mengganjalnya dengan makanan yang sudah ada. Meski tanpa ada asupan nasi semoga kuat menahan sampai nanti kami balik lagi ke kota. Karena cukup membutuhkan tingkat kefokusan yang tinggi pada saat menikmati kripik usus ini, ceritanya akan dilanjut lagi nanti.
Bersambung...

Dokumentasi lainnya di bawah:
 Saya ini siapa? Aku atau Gua?

Tujuan bepergian yang tidak memerlukan persiapan adalah ke cewa 

ATM yang cuma bisa digunakan untuk buka pintu

Gordennya tidak perlu dibuka, gak ada lagi yang bisa dilihat selain bangunan tower sebelah 

Kamar di rumah begini saja sudah bisa terima hoho

.
#uamrilahjalan ~

Komentar