[Kuala Lumpur 5.3] CHIN SWEE BUKAN SABUN MANDI
Mendapatkan tiket bus Go Genting dengan melakukan pembelian pada saat hari mulai memasuki waktu siang pesimis rasanya bisa mendapatkan keberangkatan dengan jadwal yang terdekat, bisa berangkat di hari yang sama saja itu masih untung. Hanya saja disarankan jika ingin mengeksplor Genting tanpa menginap lebih baik datang ke Loket pagi supaya sore sudah bisa balik ke Kuala Lumpur. Atau jika memang datang ke Kuala Lumpur siang hari seperti kami ini bisa melakukan pembelian tiket untuk besoknya, kalau pun tetap kekeh berangkat di hari yang sama sebetulnya juga tidak apa-apa hanya mungkin baliknya sudah memasuki waktu malam kecuali naik taksi, selagi siap dengan harganya yang bisa mencapai 20-25x lipat dari harga bus sih tidak masalah. Antrian siang ini sebetulnya tidak begitu yang sampai panjang hanya saja karena mungkin ini basement dan pembuangan AC diarahkan ke area ini jadinya panas sekali suhu udara disini. Setelah sekitar 15 menitan antri kini tiba giliranku yang melakukan pembelian tiket, penjaga loket memberitahukan bahwa jadwal keberangkatan yang tersedia adalah dari mulai pukul 14.30. Karena balik ke KL Sentral masih besok jadi tidak masalah kami ambil tiket tersebut, sekalian membeli tiket Cable car (PP) dan tiket bus balik dari Awana dengan jadwal kepulangan besok pukul 10.00 pagi supaya kami tidak terlalu terburu-buru.
Karena masih ada waktu sekitar 1,5jam-an lebih, aku coba ajak Mas Hendra eksplor isi di dalam KL Sentral tetapi ia justru mengajak untuk duduk menunggu bus saja. Sebetulnya enak juga duduk bisa mengurangi capek, cuma aku mengajak masuk ke dalam karena disini panasnya kayak ngelihat dia jalan sama cowok lain *Halah*, jadi niatnya di dalam sekalian cari tempat duduk juga. Tetapi pada akhirnya kami tetap tidak kemana-mana hanya menduduki kursi yang belum lama ini kosong setelah ditinggal orang sebelumnya masuk ke dalam bus. Sekitar Pukul 13.00 bus kembali datang, para penumpang mulai antri sembari ada petugas yang mengeceki satu-satu jadwal yang tertera pada tiket, apabila tidak sesuai maka tidak diperkenankan masuk ke dalam bus. Ini yang membedakan dengan bus dari bandara menuju KL Sentral seperti yang kami naiki tadi, selain itu tempat duduk disesuaikan dengan yang ada pada tiket juga. Dan aku baru ingat bahwa saat bus datang orang-orang yang masih nanti jadwal keberangkatannya membuat antrian baru atau barisan cadangan berjaga-jaga apabila masih ada tempat duduk yang kosong maka beberapa orang diperkenankan masuk sesuai dengan jumlah kursi yang masih tersedia. Karena sepengalamanku biasa hanya tersisa paling banyak 3-4 kursi sedang harus rebutan antri yang ujung-ujungnya masuk sesuai jadwal padahal sudah 2-3x antri, untuk kali ini aku tidak beranjak dari tempat dudukku sekarang ini, biarkan kalau memang nanti masih ada yang tersisa pasti petugas akan kembali menawari.
Bus mulai menyalakan mesin dan akan berangkat yang artinya semua tempat duduk sudah terisi. Beberapa kursi untuk menunggu sudah bertambah sepi, Mas Hendra mengajak bergeser ke deretan kursi sebelah kanan paling depan sehingga posisinya akan semakin dekat dengan bus yang akan berhenti nanti. Beberapa menit kemudian beberapa calon penumpang mulai berdatangan kembali, hingga kursi kosong di sebelahku akhirnya ada juga yang menduduki. Seorang pemuda asal Uzbekistan yang akan mengajak jalan-jalan adik perempuannya ke Genting juga. Paras adiknya sangat cantik dengan kulitnya yang begitu putih dan postur tubuh yang cukup tinggi ditambah mengenakan hijab, sungguh subhanallah sekali. Tidak salah memang jika Uzbekistan juga dikenal sebagai negara dengan penduduk perempuannya salah satu tercantik di dunia, dan tidak akan salah jika salah satu perempuannya mau memulai kehidupan baru bersamaku hoho. Kakaknya yang sedang menjalani studi di Kuala Lumpur ini kebetulan masih libur perkuliahan sehingga bisa menemani adiknya yang sedang berkunjung ke Malaysia. Aku dan kakaknya sempat melakukan obrolan setelah diawali dari lupa antara aku yang bertanya padanya mengenai jadwal keberangkatannya kapan atau dia yang bertanya kok belum datang ini busnya. Karena memang pada jam keberangkatannya yaitu pukul 13.30 bus mengalami keterlambatan sehingga terjadi obrolan yang cukup lama.
Setelah waktu menunjukkan hampir pukul 14.00 kurang bus akhirnya datang, pemuda Uzbekistan yang aku lupa namanya tersebut pergi meninggalkan kami karena akan masuk ke dalam bus. Baru mau beranjak dari kursi untuk membuat barisan baru karena Mas Hendra sudah tidak sabar menunggu lama-lama sampai nanti pukul 14.30, aku sudah melihat bapak-bapak 3 orang dengan salah satu membawa istrinya sudah membuat antrian baru setelah ditolak karena masih tetap nekat ikut antrian di jam yang sekarang. Aku meminta Mas Hendra untuk jangan beranjak dulu daripada nanti sudah gabung antri tetapi ternyata tidak ada kuota lagi yang bisa diisi, belum lagi kalau tempat duduk yang ditempati sekarang ini sudah ada orang lain yang mengisi kan lumayan juga capeknya jika akhirnya harus menunggu dengan berdiri. Semua penumpang yang berbaris antri sesuai dengan jadwal sudah masuk ke dalam bus termasuk 3 orang bapak dan 1 wanita salah satu istrinya tadi. Setiap sebelum berangkat petugas akan mengecek ke dalam apakah semua kursi sudah terduduki. Karena setelah dicek masih ada beberapa kursi yang kosong dan tidak ada lagi yang antri sedang kami duduknya dekat sekali dengan bus akhirnya kami diperkenankan untuk ikut keberangkatan bus yang sekarang ini. Sama halnya dengan penumpang lainnya tiket disobek petugas lalu dikembalikan, koper dan tas jinjing kami tempatkan di bagasi bawah dan tas punggung kami bawa ke dalam.
Karena ini merupakan kali kedua aku berkunjung ke Genting, jadi perjalanan menuju kesana rasanya sudah biasa saja. Berbeda dengan pada saat kesana untuk pertama kalinya, aku terus berusaha menguatkan mata supaya tahu bagaimana perjalanannya sembari berharap ada momen berbeda yang bisa aku dapatkan yang sebelumnya tidak pernah aku jumpa di Kuala Lumpur, walaupun pada akhirnya sempat beberapa kali sebentar ketiduran karena suasana di dalam bus yang turut menghanyutkan. Untungnya aku masih diberi kesempatan mendapatkan beberapa momen baru seperti kabut yang masih pekat di jam 9 pagi ke atas, suasana keadaan jalanan seperti area Batu bagian atas naik dan berlika-liku karena memang Genting sendiri berada di dataran tinggi, melihat pemandangan Patung Dewa Murugan yang ada di Batu Caves dari sisi jalan raya, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sedang untuk yang kali ini, aku sudah tidak lagi berekspektasi, berangkat di waktu siang dengan cuaca sebelas duabelas dengan Surabaya bahkan mungkin lebih parah karena beberapa hari sebelumnya ada pemberitaan dari beberapa media yang mengatakan bahwa Malaysia sedang mengalami apa lupa istilahnya yang intinya cuaca disana panasnya luar biasa dan bagi yang akan berlibur atau berkunjung ke sana dianjurkan untuk mengenakan masker.
Lama perjalanan menuju Genting sekitar 1 jam. Setelah sampai di Awana Transport Hub tempat pemberhentian bus, semua penumpang kemudian turun. Dari sini kemudian setiap orang berpencar sesuai dengan keinginannya. Ada yang mungkin akan berbelanja mencari barang-barang branded yang siapa tahu sedang ada promo besar-besaran, tinggal jalan kaki ke seberang ada namanya Genting premium Outlet. Sedang kami masuk ke dalam area loket dan tempat tunggu bus kemudian naik ke lantai paling atas. Ketika sedang naik menggunakan eskalator, aku sambil memperhatikan orang-orang di sekitar karena sedikit ragu apakah semua barang bawaan kami ini bisa masuk ke dalam Cable Car, dan semakin bertambah ragu ketika jarang sekali terlihat ada yang menggeret koper *Tidak mungkin juga dong kopernya pada dipeluk di depan supaya aku tidak terlihat* ditambah dengan beberapa kali melihat tempat penitipan tas dan koper. Tapi harus aku akui kalau untuk masalah yang begini Mas Hendra paling santai, dia tetep jalan aja gak peduli koper bisa masuk atau gak itu urusan nanti. cuma ya kadang ada momen dimana saking santainya sampai tidak tahu bahwa dirinya sedang membuat bingung yang lain karena tidak kunjung memberikan kepastian hoho. Karena tadi pada saat masih di KL Sentral kami sudah membeli 1 paket termasuk tiket Cable Car jadi tinggal langsung masuk ke dalam antrian, dan begitu sudah akan masuk ke dalam Cable Car-nya kami baru bisa bernafas lega melihat petugas yang tetap membantu mengarahkan tanpa memberikan teguran. Sepersekian detik sebelum pintunya tertutup otomatis begitu aku melihat kembali ke antrian ternyata banyak sekali yang membawa koper dan beberapa ukurannya malah jauh lebih besar yang mana tidak ada apa-apanya dengan yang dibawa Mas Hendra, sambil kemudian dalam hati membatin "Kampret, giliran udah gak bingung malah banyak sekali melihat yang pada bawa koper."
Tidak langsung naik ke Genting Highlands, kami turun dulu sebentar di tengah. Sebetulnya aku sudah pernah singgah dan tidak begitu ada apa-apa hanya suasananya saja yang bikin fresh pikiran, dengan nuansa Outdoor yang begitu luas tetapi cuacanya tetap sejuk sedikit dingin, suasana Batu sekali lah (Sayangnya Batu sekarang tidak sedingin dulu). Untuk penikmat dan pengamat budaya apalagi sejarah, tempat yang satu ini seperti juga cocok untuk dicoba kunjungi. Tempat yang akan aku tunjukkan atau ajak Mas Hendra mampir sebentar ini adalah area Chin Swee Temple. Sebetulnya dari tempat turun Cable car untuk menuju kesana jalannya masih lumayan tetapi cukup terbantukan dengan adanya eskalator yang siap mengantar sampai ke tempat, meski kali ini kami tampak sedikit kerepotan karena membawa banyak barang bawaan. Ada sekitar 5-6 eskalator yang siap mengantar turun dan naik kembali atau mungkin bahkan lebih, jadi bisa dibayangkan apabila pengunjung berjalan kaki dengan tangga mati. Tetapi memang ada dan sepertinya masih bisa digunakan, kepada para pencari keringat dipersilahkan hoho.
Setelah sampai di areanya, tidak banyak yang bisa kami berdua lakukan selain berfoto sebanyak-banyaknya untuk kemudian dipilih yang paling bagus dan layak ditampilkan di sosial media dengan standar kelayakan dari masing-masing kami pribadi hoho. Bahkan pada saat berfoto, kami hanya berhenti di beberapa titik dan kemudian mengambil gambar di sekitar titik tersebut dengan mencoba berbagai macam sudut dan latar belakang. Pada siang ini suasana disini kabutnya tidak setebal pada saat aku dulu pertama kali. Begitu juga dengan dinginnya, tetapi masih terasa sejuk lah jika dibandingkan dengan di Kuala Lumpur kota apalagi tempat kami menunggu bus tadi. Tidak bisa lama-lama kami disini karena ingin segera masuk kamar hotel supaya bisa mengistirahatkan badan, setelah puas mengambil banyak foto kami berjalan naik ke atas kembali menggunakan eskalator menuju tempat Cable Car lagi. Chin Swee Temple ini merupakan fasilitas tambahan jadi setelah dari sini untuk naik Cable Car menuju ke Genting Highlands tidak perlu melakukan pembelian tiket ulang. Hanya saja pada saat pertama kali naik dari Awana Transport Hub. tempat pemberhentian bus tadi, setelah tiket Cable Car di-scan kemudian masuk ke dalam antrian, tiket tersebut jangan langsung disobek apalagi dibuang simpan baik-baik karena dari Chin Swee Temple pada saat akan naik Cable Car lagi untuk menuju ke Genting Highlands, tiket tersebut masih digunakan untuk discan kembali. Sementara kami ingin menikmati pemandangan luar dari dalam Cable Car ceritanya aku lanjut lagi nanti.
Bersambung...
Dokumentasi lainnya di bawah:
Bisa dijadikan cover di bukuku sendiri nanti
Sedang membayangkan apakah kakiku masih kuat untuk dipakai sila lama
Buat para wanita,
Lebih susah mana mengisi ujian esai "Isilah titik-titik di bawah ini ..." atau mengisi kursi kosong menggantikan ransel di atas ini?
.
#umarilahjalan ~
Komentar
Posting Komentar