[Part 3.10] MAKAN MURAH DEKAT MONUMEN BOM BALI


Pada malam terakhir di perjalanan kali ini rasanya ingin lebih awal mengistirahatkan diri. Meskipun mungkin agak susah untuk langsung dibuat tidur tetapi istirahat ini lebih kepada meniadakan aktifitas yang mengharuskan keluar lagi dari hotel. Makanya begitu sampai kawasan Legian setelah menempuh perjalanan sekitar 1jam-an, kami meminta Pak Ketut untuk menurunkan di depan gang saja jadi tidak sampai masuk ke dalam apalagi hotel. Karena dari situ kami langsung berjalan mencari makan malam, sehingga nanti pada saat sudah masuk kamar sudah tinggal istirahatnya.

Makan di Rumah Makan Padang seperti malam sebelumnya? Masih juga tidak puas, diri ini tertantang untuk mencari di sekitar sini menu makan yang lebih murah lagi hoho. Pada saat kemarin malam jalan-jalan di sekitar Legian, aku seperti melihat sebuah warung kecil di sebuah parkiran mobil yang lokasinya berdekatan dengan Monumen Bom Bali. Pada waktu itu masih belum yakin apakah disana benar-benar ada warung atau hanya sebuah pos untuk tempat istirahat penjaganya. Tapi karena namanya penasaran, dengan sedikit keraguan dalam hati tetap aku ajak teman-teman untuk jalan menuju kesana. Semoga warungnya memang beneran ada, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika salah perkiraanku, mengingat juga jaraknya yang agak lumayan dengan posisi yang juga sudah pada lelah teman-teman.

Begitu sudah berada di depan parkiran mobil yang aku maksud langsung saja kami masuk, jadi untuk parkirannya sendiri posisinya di sebelah kiri monumen atau jika start dari depan gang hotel kami menginap jalan lurus ke arah monumen nanti menengoklah ke arah kanan. Dan iya perkiraanku tepat karena memang ada warung disana. Warung ini biasa digunakan para pekerja yang berada di kawasan Legian untuk cari makan, maka tak heran dengan porsi yang lumayan tak terlalu banyak uang yang perlu dikeluarkan. Ini yang tambah membuatku tak bisa makan hanya dengan satu lauk saja hoho, minimal ayam dengan telur. Apalagi aku bisa agak ngirit untuk perkara minumnya, Teh hangat atau Air Mineral cukup buatku sudah, bisa Jeruk hangat kalau pas lagi pengen. Aku lebih pilih makanan yang beragam ketimbang minumannya, karena menurutku minuman harusnya untuk pelancar apa yang sudah dimakan bukan memperkenyang. Kalau kamu tim mana? 

Untuk makan malam kali ini minumannya sama dengan malam sebelumnya, air mineral berukuran besar karena mumpung disana ternyata juga menjualnya. Total untuk kebutuhan makanku pribadi seingatku hanya Rp 25.000 itupun masih bisa bawa 2 dorayaki dengan kearifan lokal karena masih ada kembalian Rp 2.000 tetapi aku memilih untuk tidak usah, jadilah aku mengambil cemilan itu sebagai pelengkapnya. Dorayaki yang aku maksud tahu kan ya? Semacam bakpia agak tipis dengan diameter lebih besar sedikit, yang biasa jajan di warung harusnya pernah tahu. Karena posisi cukup kenyang juga puas dengan porsi yang diberikan, sementara cemilannya aku simpan dulu untuk dimakan nanti pas ketika di kamar sudah agak kelaparan.

Karena walaupun sudah lewat beberapa kali tetapi belum sempat mengabadikan, selesai makan dan semuanya pada mau balik duluan, ku titipkan cemilanku untuk dibawakan ke kamar sedang aku mau mampir ke monumen yang ada di seberangnya dulu sebentar. Melihat-melihat sambil lalu mengambil gambar. Sebenarnya aku juga sama dengan yang lainnya sudah cukup lelah, apalagi belum mandi juga. Tapi ya mumpung belum kelupaan sebelum balik ya mampir sekalian, apalagi waktu ku tinggal sekarang karena besok sudah harus pulang. Makanya aku disana juga tidak berlama-lama, selang beberapa menit aku menyusul balik rombongan eh tapi ternyata keduluan sudah pada masuk kamar. Sungguh sebuah kebetulan dimana di saat kondisi badan sedang capek dan lelah temannya Roy tiba-tiba ngajak untuk pijat, tentu lah kalau untuk begini aku ikutan, kira kira dimana? Apakah pijat dewasa (Plus-plus)? Atau pijat balita? Atau malah pijat lansia? Simpan dulu rasa penasarannya karena akan dibahas di ceritanya selanjutnya!

Bersambung...
Dokumentasi lainnya di bawah:
Daftar nama-nama korban ledakan bom juga terabadikan dalam monumen ini

#umarilahjalan

Komentar