[Part 3.7] MALAM MINGGUAN DI LEGIAN
Sebagai salah satu pulau yang kaya akan pantai, Bali memang sangat nyaman digunakan untuk bersantai. Itu yang membuat pengunjung wisata di Bali sendiri tak mengenal hari. Makanya aku pribadi sepakat dengan salah satu tulisan yang ada pada kaos Joger yang merupakan produk original Bali yaitu "Everyday is Sunday in Bali", karena memang sesuai dengan realita disana. Keterbataaan waktu membuat kami tak sempat untuk mengeksplore banyak pantai disini, bahkan beberapa pantai yang harusnya sudah ada dalam itinerary terpaksa ter-skip. Namun itu semua tak membuat kami kehilangan momen untuk basah-basahan atau bermain air, segarnya air kolam renang hotel yang tak bisa lepas dari jangkauan mata karena posisinya yang langsung berhadapan dengan kamar tentu lah bisa kami manfaatkan. Tapi kan beda sensasinya dengan bermain di pantai? Kami merasa masih bisa menikmati tanpa sedikit pun ada rasa kesal atau kecewa hoho. Dengan telanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek *Tentu yang 1 perempuan itu tidak dong* kami keluar kamar dan langsung berendam sekaligus tipis-tipis berenang. Sayangnya Roy tidak bergabung menikmati kesegaran, masih sibuk dengan mengedit wpap menggunakan laptopnya di dalam kamar. Beberapa menit kemudian hujan kembali namun tak juga membuat kami mentas atau menepi. Setelah waktu sudah menunjukkan petang barulah kami semua balik ke kamar untuk mandi dan persiapan mencari makan malam.
Karena kamar mandi yang ada di kamar cuma ada 1 juga temannya Roy masih nampak menikmati hujan dengan merokok di balkon depan kamar, jadi lah aku yang mandi duluan. Sampai akhirnya mungkin sekitar pukul 19.00 sudah pada mandi semua. Tentu sesuai dengan perencanaan sebelumnya kami jalan kaki keluar hotel untuk mencari makan malam. Meski harga untuk menu makan malam kemarin masih terbilang wajar atau normal dengan porsi yang juga lumayan, namun jauhnya lokasi membuat kami memilih untuk tak mengulangi. Berharap di sekitar sini ada semacam warung atau depot untuk makan malam kami, tentulah pilihan ini didasarkan pada harga hoho. Beberapa meter dari kanan gang hotel ternyata ada Rumah Makan Padang namanya Rumah Makan ACC Baru. Disini pelayanan untuk beramai-ramai (Contoh: 5 orang seperti kami) berbeda dengan yang datang sendiri. Dimana pemilihan lauk atau sayur bukan memesan ke pelayan tetapi pelayan akan menaruh beberapa menu di atas meja nanti tinggal ambil saja mana yang mau dimakan. Untuk sekelas aku yang doyan makan tentu lah tergoda untuk ambil beberapa yang sampai apa saja aku lupa, saking bermacam-macamnya hoho. Total aku sendiri hanya untuk makan sekitar Rp 40.000. Iya aku tak membeli minum dari sana karena sudah membeli air mineral kemasan besar di Indomaret pada saat teman-teman pergi kesana untuk ambil uang di ATM yang ada di dalamnya jadi sekalian. Walaupun sepertinya tidak boleh membawa makanan dari luar tetapi karena mungkin sudah banyak yang kami pesan jadi dibiarkan. Itupun juga cuma aku yang bawa dari luar, lainnya pada memesan minuman.
Oh iya karena sekarang adalah sabtu malam atau anak-anak jaman sekarang lebih senang menyebutnya dengan Satnight atau Satnite, setelah makan kami tidak langsung kembali ke hotel. Ingin mengetahui bagaimana suasana disini, kami jalan kaki berkeliling kali ini tak sampai jauh-jauh cuma di sekitaran Legian. Tidak begitu menonjol perbedaannya dengan malam-malam di hari biasa, karena memang hampir sama. Dari mulai padatnya kendaraan, pejalan, juga ramainya pengunjung Cafe atau Bar. Yang membedakan adalah suasana di dalam Cafe atau Barnya, live music lebih banyak dan meriah sehingga malam menjadi terlihat lebih hidup tentunya.
Pernah lihat atau tahu Toilet portable atau ATM portable? Di Legian ada portable atau mobile yang lain. Sebuah fasilitas dimana setiap penggunanya bisa menikmati bir sambil diajak berkeliling kawasan Legian dan sekitarnya, namanya Bali Beer Cyrcle. Paling enak kita sebut Bar mobile atau portable hoho, dimana kendaraan mobil yang dimodifikasi menjadi sebuah Bar outdoor yang tidak paten di 1 titik alamat tetapi berjalan sesuai dengan rute dan jadwal yang sudah ditentukan. Kalian pecinta bir? Nampaknya perlu mencoba sensasi minum bir yang satu ini. Puas menikmati gemerlapnya kehidupan malam di Legian dari trotoar jalan dan kaki nampaknya juga sudah mulai lelah, kami semua kembali ke hotel untuk beristirahat karena besok pagi masih ada agenda yang harus dijalankan. Yang sudah mulai penasaran besok rencananya berkunjung kemana saja tahan dulu ya, pasti lah akan aku kasih tahu di cerita selanjutnya
Bersambung...
*Dokumentasi lainnya di bawah:
Ini di Legian, bukan arus mudik lebaran
#umarilahjalan
Komentar
Posting Komentar