[Part 3.1] UMARILAH JALAN KE DENPASAR!



Sebuah pengalaman yang cukup mengesankan dimana untuk pertama kalinya mengunjungi Pulau Dewata di penghujung tahun tepatnya di tahun 2018. Memang tidak tepat di malam pergantian karena masih kurang beberapa hari, tapi bayangan akan suasananya sudah tergambar dalam pikiran, lebih kurang akan sama sepertinya, atau justru lebih parah membludaknya. Sekitar pukul 5 sore kami berkumpul di depan City Of Tomorrow, Surabaya. Setelah beberapa berhalangan, tersisa 5 orang termasuk aku sebagai tour leader yang siap untuk melakukan perjalanan. Liburan ini bukan dalam rangka backpackeran tetapi sebuah project Private Tour Denpasar 5 hari 4 malam bersama teman-teman dari Bernofarm.

Kebetulan salah satu karyawannya adalah teman satu kelasku saat SMK, Roy biasa aku dan teman-teman memanggilnya. Ia yang memberikanku kesempatan untuk membantu perencanaan & pelaksanaan perjalanan dari mulai berangkat, selama di Bali, sampai balik ke Surabaya lagi. Padatnya jadwal hingga hari-H membuatnya menjadi yang paling terakhir datang diantara kami saat berkumpul di tempat yang sudah menjadi kesepakatan. Untung saja kendaraan yang akan mengantarkan kami belum datang. Tidak pas di depannya, kami menunggu agak ke ke kiri tepatnya di trotoar depan Bank BNI. Setelah 2x aku menelepon untuk memastikan benar-benar menjemput kemudian mengantarkan, elf yang akan kami tumpangi tiba. Nampak sekali pada body luar dominan warna hijau khas supporter serta klub sepakbola kebanggan asal kota dimana aku dilahirkan dan tinggal sampai sekarang. Selain nampaknya ini merupakan armada baru karena catnya yang masih mulus utuh, desain interior di dalamnya terlihat berbeda. Kenapa? Karena di dalam, seat atau kursinya hanya di bagi menjadi dua yaitu kiri dan kanan, sedang tengah bisa digunakan untuk akses jalan. Tak hanya itu, di tiap sisi hanya ada 1 kursi, sungguh cukup nyaman lah bisa mendapatkan elf yang seperti ini. Setelah 4 tahun lalu dengan tujuan yang sama untuk pertama kalinya backpackeran berangkat dan pulang menggunakan elf juga, ini akan menjadi kali kedua. Tentu elf yang aku tumpangi dulu berbeda, bahkan kontak person elfnya saja sudah hilang entah kemana.

Untuk yang baru ini aku mencoba browsing di internet kembali sepertinya halnya dulu saat mencari untuk pertama kali, dan kemudian dapatlah 1 yang sepertinya aku cocok dengannya. Melalui nomor whatsapp yang tertera di websitenya aku coba menghubungi, cukup fast respon di jam kerja. Untuk pembuktian bahwa perusahaan ini memang benar-benar ada aku langsung meluncur ke kantornya setelah beberapa hari ngobrol via chat kemudian diberikan alamat lokasinya, sekalian juga mau DP sebenarnya hoho. Kantornya berada di sekitar daerah Bungurasih lupa tepatnya dimana, sangat jauh sekali dari rumah. Pun saat sudah melihat langsung kantornya dan ngobrol bersama semacam koordinator dan mbak petugas reservasi rasa tidak tenang masih menghantui, takut tiba-tiba besok sudah tutup kantornya seperti perusahaan valas yang ada di dalam film atau cerita mimpi sejuta dollar nya Merry Riana hoho.

Rasa kekhawatiran tersebut patah saat elf benar-benar menjemput dan kami masuk ke dalam mobilnya. Ada beberapa kursi yang masih kosong yang artinya sopir masih harus menjemput beberapa calon penumpang lagi, 2 atau 3 orang di daerah siwalankerto. Aku kira setelahnya ini akan langsung berangkat memulai perjalanan mengantar penumpang, ternyata kami masih harus dibawa ke kantor yang beberapa hari sebelumnya aku datangi. Sopir mempersilahkan untuk para penumpang yang mau buang air, diarahkannya ke toilet yang ada di dalam kantor. Tetapi tujuan utama elf menuju kemari adalah untuk mengatur ulang penumpang dengan lokasi tujuannya, yang sekiranya tidak searah akan dipindahkan ke elf lainnya. Aku bersama rombongan termasuk salah satu yang tetap menggunakan elf yang tadi. Jadi disitu ada pertukaran atau pencocokkan penumpang, kalau dalam istilah hubungan semacam kontak jodoh mungkin kali ya hehe.

Entah mungkin karena high season atau musim liburan tiket elf yang aku dapatkan berbeda dengan yang tercantum pada website, alias ada kenaikan sekitar Rp 25.000, yaitu per orangnya kena Rp 250.000. Menurutku masih worth it lah mengingat fasilitas di dalam mobil yang lumayan. Selain bantal dan selimut yang sudah pasti, setiap penumpang mendapatkan snack dan air mineral berukuran sedang ya walaupun cuma 1 snacknya. Untuk aku yang doyan ngemil atau makan hitungannya cuma kayak nelan 1 obat, Gak Kerasa! Hehe. Semua sudah fix dan terkelompokkan, sopir akhirnya memulai perjalanan. Oh iya selain itu, di tiap deret kursi penumpang tersedia colokan yang menempel di sisi kiri kanan mobil. 

Untuk megatasi kegabutan selama perjalanan, aku lebih memilih menggunakan waktunya untuk beristirahat. Selain mengisi tenaga untuk persiapan esok harinya yang langsung sambung ke kegiatan hari pertama disana, karena mainan hp lama-lama juga bosan, lagian juga jam malam emang masih ada yang bisa dihubungi? Selama perjalanan lampu dalam mobil dimatikan, sudah tentu tujuannya adalah memberikan kenyamanan untuk para penumpang yang akan atau sedang beristirahat, juga memang itu sudah aturan berkendara hehe. Hingga akhirnya ada satu waktu dimana sopir menyalakan lampu yang membuat seluruh penumpang termasuk aku terbangun, ternyata mobil sedang berhenti di salah satu rumah makan yang tidak tahu ada dimana karena saking nyenyak tidurnya, entah daerah Situbondo atau Banyuwangi. Kami semua dipersilahkan turun untuk makan malam yang juga merupakan bagian dari fasilitas. Dan memang rumah makannya penuh dengan rombongan bus serta mobil-mobil elf lainnya.

Menu makanannya pun masih terbilang enak, khas depot lah hoho. Sistim pengambilan makanannya adalah prasmanan. Minuman yang disediakan adalah segelas teh hangat yang bisa dinikmati menemani dinginnya malam. Selesai makan, sopir menagih pembayaran para penumpang, termasuk aku yang tinggal melunasi karena sudah DP sebelumnya. Satu per satu penumpang mulai masuk kembali ke dalam mobil, tak ketinggalan aku bersama rombongan juga. Setelah semua kursi terduduki sopir melanjutkan perjalanan, aku pun kembali beristirahat lagi tentunya hoho.

Nyenyaknya tidurku pada perjalanan kali ini membuatku kelewatan momen menikmati suasana saat melewati Paiton yang ketika malam tampak begitu indah karena banyaknya lampu yang menyala, dan yang terparah adalah sampai aku tidak tahu rumah makan tadi itu sebelum atau sesudah Paiton. Saat aku terbangun tahu-tahu mobil elf ini sudah masuk di area Pelabuhan Gili Ketapang yang sedang antri untuk masuk ke dalam Kapal Ferry penyebrangan. Berbeda dengan yang menggunakan kendaraan bus, untuk penumpang elf seperti kami diperbolehkan untuk tetap berada di dalam mobil saat kapal sedang menyebrang ke pelabuhan selanjutnya. Perubahan dari petang menuju pagi kami alami saat sedang berada di kapal. Karena tiba-tiba kebelet buang air, aku dan salah satu peserta rombongan meminta izin ke sopir yang ternyata sedang beristirahat *Maaf pak aku mengganggu tidurmu hehe* untuk pergi ke toilet yang ada di kapal *Karena memang dalam mobil tidak ada*. Kami berdua keluar mobil kemudian jalan dan naik tangga yang ada di pinggir kapal, angin yang agak lumayan dan posisi tangga yang langsung berhadapan dengan laut membuat badan agak sedikit gemeteran, yang membuat indahnya pemandangan pun tak bisa aku liat dengan tenang. 

Kami buang air bergantian, yaiyalah masak barengan hehe. Tak ingin berlama-lama, setelahnya kami langsung turun tangga dan jalan kembali menuju mobil. Langkahku yang seperti agak terburu-buru ditahan temanku karena dia yang masih ingin menikmati pemandangan, yang lalu aku katakan padanya kalau lihatnya sambil jalan jangan berhenti karena ini juga dipake buat lewatan orang. Tidak tahu kali kalau tangga bukan posisi yang tepat untuk lihat-lihat. Selang beberapa menit setelah masuk ke dalam mobil, tiba-tiba HPku bergetar yang artinya ada pesan masuk. Aku adalah termasuk yang jarang banget mengaktifkan mode suara untuk notifikasi, yang kadang membuatku kebingungan saat lupa meletakkan dimana, yang siapapun membantu mencari dengan menghubungi nomerku tetap agak kesulitan kecuali tiba-tiba keliatan ada layar yang menyala karena ada panggilan.

Saat ku ambil HP dan kemudian ku nyalakan layarnya, ternyata pesan masuk tersebut berasal dari whatsapp seseorang yang belum ada dalam kontak yang tersimpan. Setelah ku buka pesannya ternyata isinya adalah memberitahukan bahwa si pengirim adalah guide sekaligus sopir yang akan mendampingi kami selama di Denpasar, karena memang aku selama ini hanya berkomunikasi sebatas dengan agen tournya saja. Untuk guide yang akan mendampingi nanti Pak Ketut seingetku namanya. Selain memberi tahu, ia ternyata juga memberi tempe, lele, kemangi, tinun lengkap dengan sambelnya *Bukan-bukan hehe. Maksutnya Pak Ketut juga menanyakan dimanakah posisi kami sekarang. Saat itu posisinya masih berada di tengah-tengah penyebrangan. Waktu penyebrangan dari Pelabuhan Gili Ketapang menuju Gilimanuk sekitar 30-40 menit.

Sampai di pelabuhan tujuan, mobil kembali melanjutkan perjalanan. Dan untuk sampai ke Denpasar, ternyata kami masih harus menempuh perjalanan selama 3-4jam. Melihat saat penyebrangan tadi waktu sudah menunjukkan pagi yang mulai terang dan mempelajari dari pengalaman sebelumnya, perkiraanku akan molor waktu untuk sampainya. Karena memang perjalanan yang ini berbeda dengan dulu yang pertama, jalanan macet dimana-dimana. Kemacetan terjadi kembali saat mobil sudah mulai memasuki perkotaan, ya maklum lah karena memang sudah memasuki musim liburan.

Sekitar 1 jam sebelum masuk wilayah Denpasar, sopir membelokkan mobilnya ke arah pom bensin yang terdapat rest area di sekitarnya. Semua penumpang diminta turun untuk istirahat sejenak. Siapa tau ada yang mau pergi toilet, juga diperbolehkan untuk yang minum, ngemil, ataupun makan. Tapi untuk yang kali ini sudah bukan termasuk fasitilas lagi, kalau pengen sesuatu ya beli menggunakan uang pribadi. Aku sendiri masuk ke dalam Indomaret membeli sariroti dan UC100. Di rest area tersebut ternyata sama seperti di kantor, ada 2-3 mobil elf yang sama. Dimana disana juga kembali dilakukan rotasi penumpang sesuai dengan lokasi tujuan. Untung aku bersama rombongan tak juga tereliminasi, tetap bertahan pada elf yang tadi. Karena aku pribadi sudah mager, jadi malas kalau harus menggotong barang bawaan dan berpindah ke mobil lainnya. Pejalan juga manusia, kadang punya rasa mager yang terlanjur nyaman dengan posisi sebelumnya hoho.

Perjalanan dilanjutkan kembali. Waktu menunjukkan sekitar pukul 8, tetapi cuaca panas mulai terasa. Meski aku belum tau perjalanan masih akan seberapa jauh, sepertinya akan benar dugaanku bahwa akan molor sampainya. Jarak beberapa kilo setelah rest area tadi, jalanan terlihat cukup padat. Nampaknya kami semua memang harus bersabar dan tetap legowo kapanpun sampainya. Kalau mau cepat ya naik pesawat hehe. Aku yang sudah tak tidur akhirnya memperhatikan jalanan dari balik kaca. Meski begitu, aku tak juga tahu ini sebenernya sudah masuk area Denpasar atau belum. Hingga entah setelah berapa jam atau menit kemudian mobil melewati Terminal Ubung yang berarti sudah berada di wilayah Denpasar. Kalau sudah begini tinggal menunggu pak sopir saja mau diturunkan urutan ke berapa sesuai arah perjalanannya, urutan pertama tadi sudah saat sebelum melewati terminal.

Aku tak hafal betul diturunkan pada urutan ke berapa cuma yang masih aku ingat di dalam hanya tinggal rombongan kami dengan seorang ibu yang duduk tepat di seberangku. Sempet aku ngobrol sebentar dengan beliau mengenai tujuan kemana dan alasan mengenai kenapa menggunakan jasa mobil elf. Si Ibu yang tidak sempat aku tanyai namanya ini bercerita bahwa di pergi ke Surabaya untuk silaturahmi dengan saudaranya dan pergi dengan menggunakan pesawat. Namun saat akan balik ke tempat tinggalnya yang berada di sekitar Sanur jadwal pesawat yang ada di tanggal tersebut harus transit beberapa kali untuk sampai Denpasar, katanya. Itu yang akhirnya membuat si Ibu memilih menggunakan jalur darat. Di tempat tinggalnya, si ibu ini punya toko baju dan menawari aku untuk menyempatkan main-main kesana kalau ada waktu luang. Bau-bau mau dibawain oleh-oleh ini sepertinya *Ngarep hoho. Aku cuma tersenyum dengan sedikit meringis sambil berkata "iya bu". Ada kejadian entah unik, lucu, aneh atau apalah pokoknya nanti nilai sendiri mengenai ibu ini. Jadi saat di perjalanan lupa entah setelah penyebrangan, rest area atau melewati terminal, si ibu mengeluarkan sekaleng Bear Brand dari dalam tasnya. Dalam pikiran aku dan mungkin kalian semua mungkin si Ibu ini sedang kehausan. Bak seperti sultan eh holang kaya yang bebas ngelakuin apa saja, ternyata susu yang ada di dalamnya digunakan untuk cuci muka. Memang sih pernah dengar kandungan susu bagus untuk kulit, positif thinking aja siapa tau memang itu anjuran dari dokter langganannya. Maaf ya bu, tingkah unik Ibu masuk menjadi bagian dari bahan cerita hoho.

Nampak di sebelah kanan jalan terlihat tanah lapang yang merupakan halaman dari Museum Bajra Sandhi yang artinya sebentar lagi mobil akan berhenti dan kami akan turun di sekitar sini. Dan iya benar, pak sopir memberhentikan elfnya tepat di seberang pintu masuk halamannya. Kami pun turun kemudian mengambil barang bawaan yang ada di bagian belakang. Setelah tak ada lagi yang tertinggal, pak sopir melanjutkan perjalanan, sedang kami menunggu jemputan di trotoar. Waktu saat itu menunjukkan sekitar pukul 11.00, bisa dibayangkan bagaimana panasnya. Dan perkiraanku terbukti benar perjalanan molor sekitar 2-3jam-an. Pengukuran ini berdasarkan pengalamanku dulu dimana sampai di daerah Tukad Balian sekitar pukul 8 pagi, yang letaknya sekitar 10 menitan dari Museum Bajra Sandhi. Kembali lagi tetapi kami sudah memaklumi karena kami berangkat di waktu yang salah *Ala-ala Fiersa Bersari.

Oh iya sebetulnya Pak Ketut sudah menunggu di sekitar sini dari 1 jam yang lalu, hanya aku tidak tahu posisi tepatnya dimana. Pun meski pernah ke mengeksplorasi tempat ini tapi tidak paham betul, apalagi juga sudah beberapa tahun yang lalu. Aku menghubungi orangnya melalui telepon biasa untuk memberitahukan bahwa kami sudah sampai dan menunggu tepat di seberang pintu masuk halamannya dengan ancer-ancer dekat CircleK, supaya kemudian Pak Ketut bisa menjemput. Sekalian aku minta ke orangnya plat nomor mobil yang dipake untuk memudahkan. Selang sekitar 10 menitan nampak mobil APV putih dengan plat nomor yang sesuai dengan yang diinformasikan, kemudian aku berhentikan dengan sedikit melambaikan tangan. Mobil pun berhenti, aku coba menghampiri untuk memastikan. Saat aku buka pintunya ternyata orangnya masih muda, mungkin sekitar di bawah 30an lah. Bukannya apa, karena saat terdengar nama ketut yang ada dalam bayangan gak tahu kenapa adalah badan agak gede dengan kulit kecoklatan dan sedikit kumis alias kumis tipis. Ternyata salah hehe. Orangnya kurus dengan kulit putih agak kekuningan *Bukan kena penyakit kuning*, dan kalem sekali. Saking kalemnya sampai kami beberapa kali miskomunikasi hoho.

Sesuai kesepatan dengan agen yang aku hubungi, maksimal Hari-H untuk pelunasan pembayaran. Untuk itu aku ijin sebentar untuk transfer uang. Sementara aku menuju ke atm yang ada di dalam CircleK, 2 temanku nampak asik befoto di halaman Museum. Sebenarnya aku memang ada rencana untuk eksplor sebentar disana, namun mengingat waktu yang sudah tidak memungkinkan maka langsung lanjut ke tujuan pertama.

Pelunasan sudah, yang artinya untuk urusan pembayaran sudah tuntas. Kami semua langsung masuk ke dalam mobil untuk memulai Trip Denpasar ini. Tapi karena nampaknya semua sudah kelihatan lapar termasuk aku juga hoho, aku meminta Pak Ketut untuk makan siang terlebih dahulu *Aslinya sih sarapan pagi karena dari tadi belum*. Pak Ketut mengiyakan dan akhirnya mengantarkan ke tempat makan terlebih dahulu yang searah dengan tujuan pertama. Lalu kemanakah tujuan pertama? Apakah aku perlu memberitahukannya sekarang? Hoho. Cluenya adalah pantai yang namanya diambil dari tokoh wayang. Duh ribet banget ya mau bilang! Iya iya aku kasih tahu hehe, jadi tujuan pertamanya adalah Pantai Pandawa. Aku lupa untuk mencatat nama rumah makan yang kami singgahi untuk makan siang, pokoknya arah ke sana lah. Dan pastinya rame, beneran rame banget! Seingetku menunya adalah nasi betutu. Sebelum ceritanya lanjut kami makan siang terlebih dahulu. Kamu juga jangan lupa makan ya! Kesehatanmu itu loh hehe.

Bersambung...

#umarilahjalan

Komentar