[Part 3.3] REVIEW D'KUBU DAJE & SUASANA KUTA KETIKA MALAM
Akhirnya masuk juga di kamar dan merasakan istirahat yang benar-benar istirahat setelah kurang nyamannya istirahat di perjalanan. Karena aku sekamar bertiga tentu di dalam ada penambahan bed. Sudah terbiasanya tidur tanpa kasur di rumah membuatku jadi tidak masalah tidur dimana saja, termasuk akhirnya aku yang menempati extra bednya di bawah. D'Kubu Daje ini sendiri kamarnya tidak terlalu banyak terlihat dari bangunannya yang tidak terlalu besar dan hanya terdapat 2 lantai saja. Meski begitu, kolam renang yang ada di halaman cukuplah untuk dijadikan sebagai hiburan. Karena sampai hotel masih sekitar jam 15.00, jadi masih malas buat apa-apa. Di kamar cuma tiduran sambil HP-an, baru mandi pas udah agak sorean.
Di kamar lama-lama juga bosan, terus juga masak jauh-jauh kesini cuma pindah tidur doang. Malam jam 7-an kami semua keluar hotel untuk menikmati kehidupan malam di Legian. Tujuan utamanya sih eksplore Pantai Kuta, pengen tahu apakah masih rame di waktu malam. Karena tidak ada dan tanggung kalau mau sewa kendaraan jadinya ya jalan kaki saja. Di bilang dekat tapi lumayan keluar keringat, di bilang jauh tapi masih sekitaran satu wilayah hoho. Satu yang pasti rasa kecapekan akan sedikit berkurang melihat kawasannya yang juga banyak sekali pejalan, jadi tidak merasa sendirian. Keluar gang hotel kami berjalan ke arah kiri, setelah nemu gang yang agak besar dan banyak kendaraan lewat, kami ke kiri lagi. Dari situ tinggal lurus mengikuti jalan ke arah jalan besar yang bersebelahan dengan pantai. Sepanjang kami jalan kaki, tak sedikitpun merasa sepi, keramaianlah yang selalu terlihat. Baik bar atau cafe yang berada di sebelah kiri kanan jalan, juga ramai pejalan dan kendaraan yang lalu lalang. Masak ada kemacetan di dalam gang, padahal sama sekali tidak ada kegiatan warga, kalau kegiatan wisatawan iya hehe.
Bertemu jalan besar, jalan ke arah kiri lagi. Sebelah kiri jalan bisa ditemukan mulai food street, cafe, mall, hingga hotel-hotel berjejeran. Untuk sebelah kanan cuma ada parkiran kendaraan dan pagar pantai yang membentang panjang sampai titik masuk Pantai Kuta. Kalau sebelah kiri bisa dibayangkan lah ya bagaimana suasananya, lalu bagaimana dengan pantainya? Hilangkan rasa kepenasaranan apalagi sampai coba-coba, tapi kalau mau tetep buktikan ya tidak masalah. Karena yang ada cuma hitam ke biru dongkeran, alias GELAP! Nggak ada apa-apa, yang ada hanya suara dan aktivitas ombak. Lampu pun tidak ada. Sepertinya waktu terbaik untuk kesana memang pada saat menjelang sunset, siapa yang tidak menantikan!
Tidak terlalu lama disana karena memang tidak begitu ada yang bisa dinikmati. Keluar ke jalan besar lagi untuk kemudian cari makan karena perut juga sudah mulai lapar. Sepertinya aku yang kurang informasi mengenai makanan yang bisa dimakan untuk muslim atau bagaimana, jadi agak susah mencarinya. Mau ajak teman-teman untuk makan junkfood tapi katanya jauh-jauh ke Bali masak makan makanan yang di Surabaya juga banyak jual, memang ada benarnya juga hoho. Yasudah akhirnya jalan dulu seketemunya dimana. Setelah jalan kaki beberapa meter arah balik ke hotel, di antara deretan hotel-hotel yang tadi aku bilang ada di sebelah kiri jalan *Untuk sekarang ada di sebelah kanannya karena arah pulang* ada sebuah plang semacam yang biasa digunakan untuk himbauan pengalihan jalan bertuliskan menu-menu makanan yang cukup aman dan berlabel halal. Di dekat plang itu sudah ada satu penjaga bapak-bapak gitulah yang siap mengantarkan ke arah tempat makannya. Oh iya sayangnya aku lupa untuk fotokan plangnya. Aku sempat berpikir apakah ini sebuah scam mengingat tempat makannya yang tidak begitu terlihat di sebelah mananya, juga plangnya mengarah ke sebuah gang yang minim penerangan. Tapi karena kami terlalu berdiri terlalu lama disana karena berdiskusi, si bapak tahu maksud tujuan kami. Bergegaslah orangnya menghampiri kami yang kemudian menawarkan diri untuk segara mengantarkan ke tempat makannya. Karena sudah ada di posisi begini ya sudahlah ikuti saja kemana arahnya.
Diantarlah kami semua masuk ke dalam gang yang minim penerangan tadi. Beberapa meter dari plang yang ada di trotoar jalan besar tadi, kami dibelokkan ke arah kiri. Dari situ terlihat berjejer bangunan sepetak-sepetak dengan rollingdoor sebagai pintunya, dan memang ada 2 stand tempat makan yang namanya sesuai dengan plang yang kami lihat tadi. Perkiraanku sih standnya dibagi untuk memisahkan antara masakan kuah seperti bakso, soto, dll. Satu lagi masakan seperti sambelan, campur, nasi goreng, dll. Betul atau salahnya kurang tahu karena belum sempat aku memastikan ke penjualnya pada saat itu, hanya sekedar melihat dari menu dan cara penjual saat menawarkan ke calon konsumennya. Meski belum tahu semuanya, beberapa orang di deretan itu termasuk si penjual adalah orang Jawa, pantaslah kalau mereka menjual masakan-masakan yang menunya beginian. Ngobrol pun jadi tak begitu susah, los lah istilahnya hoho. Masing-masing kami pesan makanannya berbeda-beda. Ada yang nasi goreng, sambelan lele. Aku sendiri memilih untuk makan nasi campur, alasannya lebih seneng aja kalau piring isinya rame. Apalagi gaya makanku adalah lauknya selalu dimakan paling akhir, jadi kalau tidak ada bumbu-bumbu di nasinya makan jadi kurang enak. Makan bakso saja kuahnya 2 ember biar bisa dimakan sama nasi dan pentolnya tetep utuh jumlahnya saat nasinya sudah habis lebih dulu. Untuk minum kebetulan aku pilih air mineral, selain hemat juga sudah terbiasa aja setiap hari minum yang begitu. Minum yang manis-manis biasanya kalau sudah tersedia air mineral untuk penawar setelahnya, itupun sangat jarang.
Kau tahu apa saat-saat paling mendebarkan? Yaitu pada saat selesai makan dan kemudian tanya berapa totalnya karena di tempat tersebut tidak ada daftar harganya, jadi susah untuk mengira-ngira. Gambling aja sudah jadinya. Kalau pas beruntung dapat yang murah, kalau kena yang mahal untuk rasa atau porsi yang tak sesuai ekspetasi berarti lagi kena apesnya. Tapi untuk yang kali ini bagaimana? Sudah pada penasaran ini nampaknya behe. Apakah mahal, murah, atau tidak bisa melanjutkan perjuangannya untuk melaju ke 5 besar? Jawabannya adalah... CUKUP! hehe. Maksutnya tidak begitu murah-murah amat, tetapi juga tidak mahal. Dengan menu makanku yang begitu ditambah dengan air mineral saja seingatku tidak sampai 20rb, kalaupun di atasnya juga karena lauknya yang beraneka ragam, maklum paling gak bisa nahan karena sudah urusan perlaukan. Jadi bisa dipastikan bahwa ini BUKAN SCAM/ PENIPUAN.
Setelah cukup kenyang, dan makanan sudah diproses alat pencernaan yang kalau orang jawa punya istilah "Sudah melorot" kami kembali jalan kaki untuk balik ke hotel. Tanpa kembali ke jalan besar tadi, kami jalan lurus menyusuri gang-gang sampai setembusnya dimana, tentulah dengan sedikit bantuan Google Map ditambah dengan menggunakan insting perkiraan-perkiraan. Walaupun agak sedikit ruwet dan jalannya agak lumayan tetapi tembus juga kami di kawasan legian. Saking ruwet dan lumayannya sampai perut ini terasa lapar kembali *Kalau ini kayaknya memang perutku aja kali hoho. Sebelum masuk ke dalam gang yang menuju ke hotel, mampir lah sebentar ke dalam Mini Mart yang letaknya tepat di sebelah kanan gang. Lagi-lagi untuk beli air mineral. Tapi kali ini pilih yang kemasan besar 1,5l untuk dipake nanti party-party di dalam kamar haha. Sampai depan hotel foto-foto welfie dulu sebentar, setelahnya masuk dan langsung mencar langsung masuk ke dalam kamar karena juga sudah malam.
Masuk dalam kamar cuci kaki sebentar dan langsung menuju tempat wisata selanjutnya, Pulau Kapuk alias kasur hoho. Kalau sudah posisi begini pilihannya palingan cuma ada 2, kalau gak tidur ya HP-an. Sama dengan yang aku lakukan, setelah cek-cek HP bentar, gesar-geser menu, bukain semua sosial media yang sebenarnya juga gak ada notif apa-apa, yasudah lanjut tidur saja. Sedang aku sudah mau istirahat, dua temanku masih asyik mabar Mobile Legend. Sebenarnya bukannya aku gak mau ikutan, cuma aku belum bisa mainnya. Tapi alasan utamanya lebih ke HPku mah apa, ram aja cuma 1 giga. Jadi kalau pengen lihat aku main Mobile Legend silahkan kirim donasi, gak usah muluk-muluk iphone yang penting ram gede saja sudah cukup bagiku hoho. Yasudah aku mau istirahat dulu, besok harus bangun pagi biar bisa mandi lebih dulu jadi gak perlu antri atau menunggu.
Bersambung...
*Dokumentasi lainnya di bawah:
Kalau airnya jernih begini siapa yang tak tergoda untuk menyegarkan diri
(Kolam renang D'Kubu Daje)
(Kolam renang D'Kubu Daje)
Gak perlu jalan jauh karena dekat sekali dengan kamar
(Kolam Renang D'Kubu Daje)
(Kolam Renang D'Kubu Daje)
Katanya aturannya di Bali: Tinggi bangunan tidak melebihi tinggi pohon kelapa
(Bangunan D'Kubu Daje)
(Bangunan D'Kubu Daje)
Ada yang mau tahu rahasiaku kulit wajah bisa kinclong begitu
(Pintu masuk D'Kubu Daje)
(Pintu masuk D'Kubu Daje)
#umarilahjalan
Komentar
Posting Komentar