[Part 3.2] OH TERNYATA INI PANTAI PANDAWA
Makan siang sudah. Bagaimana, sudah cukup kenyang? Cukuplah lumayan. Tapi kalau ditawarin suruh nambah, gak pake lama langsung bilang iya hoho. Jadi saat kami sudah diantar sampai meja dan dipesankan makan, Pak Ketut tiba-tiba pergi. Oh mungkin lagi nunggu dalam mobil karena sudah makan. Begitu selesai makan kami langsung keluar dan menyebrang ke arah mobil dimana diparkirkan. Eh tapi pas cek ternyata orangnya gak ada. Pantes tadi suruh chat WA kalau sudah selesai makan. Tidak lama setelah aku chat, orangnya keluar dari dalam tempat makan. Abis ngadem di freezer kali ya mengingat Denpasar yang panasnya udah kayak ngeliat dia jalan sama cowok lain, yang bikin panas adalah cowoknya yang gak lebih ganteng dari Bio Paulin hoho.
Karena masih ada urusan kerjaan yang harus segera diselesaikan, Roy memutuskan untuk tidak ikut kegiatan hari pertama dan memilih untuk langsung menuju hotel. Sebenarnya eman tapi ya bagaimana karena sudah kewajiban, padahal sudah kami kompori untuk tetap bisa gabung tapi karena sudah dikejar deadline akhirnya tak mempan semua rayuan kami. Karena sisanya memutuskan untuk tetap lanjut, terpaksa Roy menuju hotel menggunakan Go-Jek. Saat cek di aplikasi jarak tempuh dari tempat makan ke hotel sekitar 20 menit. Nggak begitu jauh-jauh amat tapi tetap aja tidak paham daerah sana hehe. Setelah driver yang ditunggu datang dan siap untuk mengantarkan Roy sesuai aplikaai, barulah kami melanjutkan perjalanan.
Jadi sebetulnya tujuan pertama trip ini adalah Tanjung Benoa, tapi karena disana lebih menarik kalau nyobain water sport dan semua lagi gak ada yang pengen nyoba, jadi rombongan sepakat untuk skip itu tempat dan memilih untuk langsung ke Pantai Pandawa. Baru ingat teman-teman, tempat dimana kami makan siang itu adalah Warung Nasi Ayam Bu Oki, ada di daerah Jimbaran. Kalau ada liburan atau urusan ke Denpasar, cobain lah untuk mampir ke rumah makannya, tapi siap-siap untuk agak susah cari meja karena saking ramenya. Menu makannya sangat patut untuk dicoba. INGAT, BUKAN buku menunya! Jarak tempuh dari tempat makan menuju Pantai Pandawa kurang lebih sama seperti perjalanan Roy ke hotel. Tentu tapi beda arah dong! Masak iya Pandawa ada di daerah Legian, gak tau lagi sih kalau sudah jadian sama Kuta, cieee cieee hoho.
Pantai Pandawa ini menurutku agak aneh dibandingkan dengan pantai lainnya. Entah cuma aku atau gimana, saat dengar nama pantainya yang lebih terbayang bukan apakah airnya biru sekali, banyak bule berjemuran, atau apa ada yang selancaran disana? Yang terbayang di pikiran malah mana ya tebing-tebing yang berada di sisi kiri kanan jalan pas mau arah kesana. Soalnya pas ngeliat TV atau postingan teman-teman, lebih banyak yang nunjukkin tebingnya ketimbang bagaimana suasana pantainya. Kalau gini kan jadi ketahuan deh kalau baru pertama kali main kesini hoho. Selama perjalanan nungguin banget momen dimana ngelewatin tebing-tebing itu. Cuma kok ya gak ada, yang ada malah lewat kayak yang kanan kirinya masih rerumputan sama ngelewati perkampungan warga. Apakah yang nyopir ini lewat jalan lainnya, pikirku. Tapi tunggu aja lah sampai benar-benar sampai di lokasi, kalau memang gak ngelewati berarti ya belum rejeki. Berarti memang biar disuruh balik kesana lagi nanti-nanti hehe aamiin.
Sampai pada akhirnya kami sampai di gerbang pintu masuk menuju ke pantai. Karena paket yang aku ambil sudah terima bersih dan Pak Ketutnya yang agak kalem, aku jadi susah untuk aja ngobrol apalagi untuk tanya berapa harga tiket masuk atau parkirnya. Yang padahal lumayan penting sih untuk bisa aku bagi infonya sapa tahu bisa dijadikan referensi untuk perhitungan budget perjalanan, tapi maafkan ya. Semoga sudah banyak sekali berterbaran informasinya di internet atau sosial media. Aku kasih sedikit gambaran mengenai guide kami. Jadi menurut agen tournya, Pak Ketut ini katanya masih terbilang baru dan saat itu posisinya menggantikan guide lain yang sedang absen karena balik kampung. Dari situ akhirnya kami serombongan coba untuk memaklumi kalau memang belum bisa ramah, yang walaupun sebenarnya harusnya itu sudah menjadi SOP di bidang pekerjaannya.
Setelah Pak Ketut selesai membayar, perjalanan kembali dilanjutkan. Aku pun juga masih belum tahu, masih berapa lama lagi perjalanan ini. Sekitar beberapa meter dari pintu masuk tadi ternyata baru lah aku lihat tebing-tebing yang selama ini cuma jadi bayang-bayang. Oalah ini toh hehe, kataku dalam hati. Tidak mau melewatkan momen, langsung keluarin HP lalu memvideokan. Diupload ke Instastory? Tidak sih, disimpan saja untuk dokumentasi pribadi (:. Saat memvideokan, mobil tetep sambil jalan, biar segera sampai dan tidak ada waktu yang terbuang. Kalau aku minta berhenti berarti aku mentingin egoku sendiri nanti. Pak Ketut antar kami sampai ke semacam drop off kayak di mall atau bandara. Sementara kami lanjut jalan ke pantainya, orangnya menunggu di parkiran. Seperti biasa nanti kalau sudah selesai, tunggu di tempat penurunan tadi dan suruh kabari.
Sementara yang satu bawa istri dan belum tahu mau kemana, aku dan temanku yang tadi pergi bareng ke toilet kapal saat di penyebrangan menuju Gilimanuk mulai eksplore pantai dengan berjalan sampai ujung ke arah kiri. Eh pantai kan gak ada ujungnya ya hoho, maksutnya sampai ujung yang dimana sudah mulai sepi. Tentunya sambil cari spot bagus untuk kemudian ambil foto. Pas sudah ambil foto dan lihat hasilnya, seperti ada yang aneh. Setelah diamati ternyata yang aneh adalah gaya pakaianku yang tak sesuai dengan keadaan. Masak di pantai pakai celana jeans dan sepatu sneakers. Gak tahu sih kalau menurut kalian gimana? Tapi gapalah namanya juga dari baru sampai Denpasar langsung lanjut ke tempat wisata hehe. Selesai eksplore sebelah kiri balik lagi dan lanjut eksplore bagian kanan. Bedanya adalah sebelah kiri tempat-tempat nongkrongnya terlihat agak elit, untuk sebelah kanan lebih banyak tempat pijat dan tempat-tempat makan macam depot lah. Ini kalau gak saking kurang kerjaannya gak mungkin sampai bisa mencermati sedetail ini. Sudah mulai capek, istirahat sebentar di salah satu stand penjual minuman. Ada yang ngopi, ngerokok, minum kelapa muda. Sementara aku? Numpang nimbrung duduk saja hoho. Tentunya sebagai makhluk sosial kalau sudah duduk bersama pasti ada lah yang namanya obrolan. Kebetulan bahasan kami waktu itu adalah membantu mencari cara bagaimana spongebob bisa segera mandapatkan surat izin mengemudi, lupa sih pokoknya lebih kurang seputar perjalanan kemarin lah. Lalu di tengah-tengah obrolan muncul pertanyaan dari salah satu peserta yaitu mengenai tujuan selanjutnya. Aku jawab Uluwatu. Setelah tahu kalau Uluwatu sama-sama pantainya, dan mengingat badan yang mulai terasa lelahnya. Akhirnya teman-teman memutuskan untuk kembali meng-skip satu destinasi lagi.
Tidak ingin berlama-lama lagi disini, kami kembali ke tempat penurunan mobil tadi. Aku chat whatsapp Pak Ketut untuk kasih tahu kalau sudah siap. Eh tapi ternyata sinyal internet Indosat agak susah disana, lalu juga lama belum ada balasan. Terpaksa harus hubungi lewat telepon biasa. Untung sebelum berangkat sudah isi pulsa untuk jaga-jaga. Mau langsung jalan kaki nyusul ke parkiran tapi gak tahu sebelah mana, juga mana parkirannya luas + panasnya bikin malas buat jalan. Eh padahal tadi sudah jalan menyusuri pantai yang jaraknya agak lumayan. Gak tahu kenapa bisa beda rasanya hoho.
10 menit kemudian mobil datang. Kami semua langsung masuk ke dalam, dan langsung jalan. Tak lupa aku sampaikan kalau kami langsung balik ke hotel saja. Hanya saja sebelum balik kami ditawari siapa tahu mau foto di bagian parkiran atas. Oh tentu boleh-boleh saja, biar kayak fotonya orang-orang hehe. Sebetulnya kalau cuma untuk foto tidak membutuhkan waktu terlalu lama, yang bikin jadi lama adalah menunggu waktu giliran. Itupun gak lama-lama amat 15-20menitan palingan. Setelahnya kembali melanjutkan perjalanan.
Keadaan di jalan-jalan besar Denpasar 11-12 lah dengan Surabaya, ramai-ramai lancar. Tapi begitu masuk arah-arah ke tempat wisata macetnya sungguh luar biasa. Apalagi saat memasuki area Legian di jam-jam petang, yang bawa mobil siap-siap untuk membalsemi kakinya hehe. Kalau yang pake motor mah bisa nyelip di celah-celah kendaraan lainnya. Kenapa aku tahu? Karena nginepnya di daerah situ. Di Hotel D'Kubu Daje, lokasinya di Area Legian Gang Bendesa no.4. Setelah masuk gang hotelnya berada paling ujung dan sepertinya cuma ada 1 hotel di gang itu, tapi mobil masih bisa masuk ke dalam. Jadi Pak Ketut bisa antar dan jemput tanpa kami harus keluar gang terlebih dulu. Sampai di hotel, langsung turun dan nurunin barang-barang. Setelahnya aku langsung cek-in. Dari total 5 orang dibagi menjadi 2 kamar, yang suami istri tentu tidak dipisah. Sisanya kami bertiga, Aku, Roy, temannya yang sekarang aku lupa namanya *Sebut saja Bunga, eh tapi kan cowok. Pasti juga pernah kan yang begitu, yang parah kadang malah udah ngobrol lama tapi lupa belum tahu nama masing-masing, yang penting bro aja tiap nyapa hoho. Karena jinjing tas pas jalan menuju ke kamar susah dong sambil ngelanjutin nulis ceritanya, jadi dilanjut nanti lagi ya.
Komentar
Posting Komentar